Padakesempatan itu Gubernur Sumbar mengingatkan para orangtua agar jangan sampai meninggalkan generasi keturunan dalam keadaan lemah. Hal ini sesuai dengan pesan Allah dalam Al Quran dalam Surat an-Nisa (9). "Jika demikian, jangan sampai kita meninggalkan generasi yang lemah, yakni lemah ekonomi, iman (akidah), ilmu pengetahuan dan Mahyeldijuga mengutip surat an-nisa' ayat 9 "Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Selanjutnya Mahyeldi berpesan jangan meninggalkan generasi yang lemah sebelum mereka menjadi generasi yang kuat. Pemuda yang utama adalah jangan sampai kita meninggalkan generasi penerus yang lemah akidah, ibadah, ilmu, dan ekonominya, generasi penerus atau anak di sini, tidak hanya anak biologis, melainkan juga anak didik (murid) dan generasi muda islam pada umumnya," kata kiai didin saat mengisi pengajian guru-guru sekolah bosowa bina insani (sbbi) di masjid al Danhendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatirkan terhadap ( Danhendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. Vay Tiแปn Trแบฃ Gรณp 24 Thรกng. JANGAN MENINGGALKAN GENERASI YANG LEMAH Oleh Mohamad Mufid, Ketua PD IKADI Kota Prabumulih, Sumatera Selatan Download PDF Materi Khutbah Jumat Ikadi klik dibawah ini Download MS Word Materi Khutbah Jumat Ikadi klik dibawah ini ุงูŽู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ ู…ูŽู†ู‘ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ุจูู†ูุนู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู’ุฃูŽูˆู’ู„ูŽุงุฏุŒ ูˆูŽููŽุชูŽุญูŽ ู„ูŽู†ูŽุง ู…ูู†ู’ ุฃูŽุณู’ุจูŽุงุจู ุงู„ู’ู‡ูุฏูŽุงูŠูŽุฉู ูƒูู„ู‘ูŽ ุจูŽุงุจ. ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ุงูŽ ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ุงูŽ ุดูŽุฑููŠู’ูƒูŽ ู„ูŽู‡ุŒ ู„ูŽู‡ู ุงู„ู’ู…ูู„ู’ูƒู ูˆูŽู„ูŽู‡ู ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ุงู„ู’ูƒูŽุฑููŠู’ู…ู ุงู„ู’ูˆูŽู‡ู‘ูŽุงุจุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ุŒ ุฑูŽุบู‘ูŽุจูŽ ูููŠู’ ุทูุฑูู‚ู ุงู„ุตู‘ูŽู„ุงูŽุญู ูˆูŽุญูŽุฐู‘ูŽุฑูŽ ู…ูู†ู’ ุทูุฑูู‚ู ุงู„ู’ููŽุณูŽุงุฏ. ุตูŽู„ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ุŒ ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ู ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุชูŽุจูุนูŽู‡ูู… ุฅูู„ูŽู‰ ูŠูŽูˆู’ู…ู ุงู„ู’ู…ููŠู’ุนูŽุงุฏ. ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏูุ› ููŽูŠูŽุง ุนูุจูŽุงุฏูŽ ุงู„ู„ู‡ุŒ ุงููˆู’ุตููŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽู†ูŽูู’ุณููŠ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุทูŽุงุนูŽุชูู‡ู ู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุชููู’ู„ูุญููˆู’ู†ูŽ. ู‚ูŽุงู„ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ููู‰ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ู ุงู„ู’ูƒูŽุฑููŠู’ู…ู ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุงุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุญูŽู‚ู‘ูŽ ุชูู‚ูŽุงุชูู‡ู ูˆูŽู„ุงูŽ ุชูŽู…ููˆู’ุชูู†ู‘ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ูˆูŽุฃูŽู†ู’ุชูู…ู’ ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู’ู†ูŽ Maโ€™asyiral Muslimin Rahimakumullah, Islam adalah agama sempurna yang memberikan bimbingan, tuntunan dan arahan agar kehidupan yang dijalani manusia selalu berakhir bahagia, baik di dunia maupun akhirat. Islam mengatur kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat. Sebagaimana Islam ingin setiap individu meraih kebahagiaan secara pribadi, Islam juga menginginkanya berbahagia bersama keluarga dan masyarakat. Untuk mewujudkannya, Islam memberikan bimbingan kepada keluarga agar sesuai dengan kehendak Allah. Diantaranya adalah larangan bagi orang tua untuk meninggalkan generasi yang lemah; baik lemah secara fisik, intelektual, emosional, maupun lemah secara ekonomi. Hal ini karena generasi yang lemah tidak mampu menempuh kehidupan dunia secara normal. Apalagi ia mempunyai tanggung jawab untuk beribadah kepada Allah dan menjadi khalifah Allah di bumi. Allah Taโ€™ala berfirman dalam surat an-Nisaโ€™ ayat 9, ูˆูŽู„ู’ูŠูŽุฎู’ุดูŽ ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ู„ูŽูˆู’ ุชูŽุฑูŽูƒููˆุง ู…ูู†ู’ ุฎูŽู„ู’ููู‡ูู…ู’ ุฐูุฑู‘ููŠู‘ูŽุฉู‹ ุถูุนูŽุงูู‹ุง ุฎูŽุงูููˆุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูู…ู’ ููŽู„ู’ูŠูŽุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽู„ู’ูŠูŽู‚ููˆู„ููˆุง ู‚ูŽูˆู’ู„ู‹ุง ุณูŽุฏููŠุฏู‹ุง โ€œDan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.โ€ An-Nisaโ€™ 9 Dalam ayat ini, Allah Swt. memberi peringatan kepada kaum muslimin agar jangan sampai meninggalkan keturunan yang lemah. Tentu larangan ini lebih ditujukan kepada orang tua yang mempunyai anak dan keturunan. Namun, ayat ini sebenarnya berbicara kepada setiap muslim. Dari sini kita bisa memahami bahwa Allah tidak menginginkan adanya generasi yang lemah dalam masyarakat Muslim. Oleh karena itu, agar tujuan mewujudkan generasi yang kuat bisa terwujud dalam masyarakat Muslim, maka diperlukan usaha dan kerjasama semua pihak, termasuk para guru dan segenap komponen masyarakat. Kelemahan yang dimaksud dalam ayat tersebut bersifat umum. Di antara bentuk kelemahan generasi Islam adalah lemah dalam bidang akidah, lemah dalam bidang ibadah, lemah secara intelektual/keilmuan, dan lemah secara ekonomi. Pertama, jangan tinggalkan generasi yang lemah akidah. Pada abad ke-21 ini, kaum muslimin menghadapi tantangan berat berupa perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasi yang sangat cepat. Dengan kehadiran teknologi ini, manusia seolah-olah hidup tanpa jarak. Dunia seperti dalam genggaman tangan. Semua terasa dekat. Segala bentuk informasi yang ada di dunia, baik yang positif maupun negatif, dapat diakses setiap saat melalui handphone android yang kita miliki. Sebagai seorang muslim, kita harus selalu waspada dan hati-hati menghadapi laju teknologi yang sangat cepat ini. Terlebih lagi, kita juga harus memberikan perhatian kepada anak-anak kita. Mereka belum mempunyai kematangan yang cukup untuk menanggulangi dampak negatif dari derasnya arus informasi. Jika kehadiran teknologi ini tidak dibarengi dengan kualitas iman yang baik, maka sangat mungkin anak-anak kita menerima dampak negatifnya, termasuk pendangkalan akidah dan kaburnya batas antara kebenaran dan kebatilan. Merupakan sebuah ironi, bahwa kemajuan teknologi yang memudahkan manusia, justru semakin menjauhkannya dari Allah Swt. Tidak itu saja. Kehadiran teknologi yang seharusnya mendekatkan komunikasi antar sesama manusia, seringkali justru semakin menjauhkan kita dari keluarga. Akibatnya teknologi menimbulkan sikap egois dan hubungan yang tidak harmonis. Semakin banyak manusia memuja materi dan menjauhi spiritualitas. Komitmen terhadap agama dianggap sebagai hal yang tidak relevan dengan kehidupan kekinian. Jika kita renungkan bersama, sepertinya kondisi ini mirip dengan kehidupan masyarakat jahiliyah empat belas abad silam, yang menuhankan hawa nafsu dan melepaskan diri dari aturan agama. Maโ€™asyiral Muslimin Rahimakumullah, Oleh karena itu, kita sebagai orang tua harus lebih waspada dan berhati-hati. Jangan sampai anak keturunan kita menjadi generasi yang lemah akidah. Solusi untuk mengatasi masalah ini adalah menekankan pendidikan akidah. Hal ini dicontohkan oleh Al-Qurโ€™an melalui kisah Luqman al-Hakim yang selalu menanamkan akidah sejak dini kepada anak-anaknya. Allah berfirman, ูˆูŽุฅูุฐู’ ู‚ูŽุงู„ูŽ ู„ูู‚ู’ู…ูŽุงู†ู ู„ูุงุจู’ู†ูู‡ู ูˆูŽู‡ููˆูŽ ูŠูŽุนูุธูู‡ู ูŠูŽุง ุจูู†ูŽูŠู‘ูŽ ู„ูŽุง ุชูุดู’ุฑููƒู’ ุจูุงู„ู„ู‘ูŽู‡ู ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ุดู‘ูุฑู’ูƒูŽ ู„ูŽุธูู„ู’ู…ูŒ ุนูŽุธููŠู…ูŒ โ€œDan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya โ€œHai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besarโ€ Luqman 13. Pendidikan akidah yang lain dicontohkan Nabi Yaโ€™qub Alaihis salam dalam Surat al-Baqarah ayat 133. Sesaat sebelum wafat, beliau yang sebelumnya sudah mendidik anak-anaknya dalam ketaatan kepada Allah, ingin memastikan mereka berada pada akidah yang benar. Nabi Yaโ€™qub berkata, ู…ูŽุง ุชูŽุนู’ุจูุฏููˆู†ูŽ ู…ูู†ู’ ุจูŽุนู’ุฏููŠ โ€œApa yang akan kalian sembah nanti sepeninggalku?โ€ Dengan tegas, anak-anaknya menjawab, โ€œKami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.โ€ Al-Baqarah 133 Kisah Luqman al-Hakim dan Nabi Yaโ€™qub di atas menggambarkan perhatian dan kepedulian orang tua terhadap generasi penerusnya dalam hal akidah. Disinilah pelajaran berharga kepada kita semua, agar jangan sampai meninggalkan generasi yang lemah akidah. Maโ€™asyiral Muslimin Rahimakumullah, Kedua, jangan tinggalkan generasi yang lemah ibadah. Solusi agar terhindar dari generasi yang lemah ibadah adalah menghadirkan pendidikan ibadah di dalam keluarga. Pembiasaan untuk melakukan ibadah sangat penting dilakukan sejak dini, agar tumbuh komitmen dalam diri generasi muda untuk senantiasa melaksanakan ibadah yang wajib maupun sunnah, seperti salat lima waktu, puasa, membaca al-Qurโ€™an dll. Saat ini, banyak sekali anak-anak muda yang meremehkan ibadah, terutama salat lima waktu. Padahal, ibadah salat tidak memerlukan waktu yang lama untuk dilaksanakan. Katakanlah untuk setiap salat, kita butuh 15 menit dari sejak berwudhu, memakai pakaian yang suci dan kemudian melaksanakan salat. Jika dikalikan lima kali, dibutuhkan waktu 75 menit atau satu jam lebih 15 menit. Waktu salat ini jauh lebih sedikit bila dibandingkan waktu untuk istirahat, bekerja, bermain dan bercengkrama bersama keluarga. Maka sungguh ironis jika anak-anak yang lahir dari keluarga Muslim tidak mau melaksanakan salat seperti orang tua mereka. Apalagi jika berasalan tidak ada waktu dan tidak sempat karena padatnya aktivitas sehari-hari. Fenomena generasi muda yang menyia-nyiakan ibadah salat dan lebih memperturutkan hawa nafsu memang sudah disinggung di dalam Al-Qurโ€™an, sebagaimana firman Allah, ููŽุฎูŽู„ูŽููŽ ู…ูู†ู’ ุจูŽุนู’ุฏูู‡ูู…ู’ ุฎูŽู„ู’ููŒ ุฃูŽุถูŽุงุนููˆุง ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉูŽ ูˆูŽุงุชู‘ูŽุจูŽุนููˆุง ุงู„ุดู‘ูŽู‡ูŽูˆูŽุงุชู ููŽุณูŽูˆู’ููŽ ูŠูŽู„ู’ู‚ูŽูˆู’ู†ูŽ ุบูŽูŠู‘ู‹ุง โ€œKemudian, datanglah setelah mereka generasi pengganti yang mengabaikan salat dan mengikuti hawa nafsu. Mereka kelak akan tersesat.โ€ Maryam 59 Untuk itu, sebagai orang tua harus cerdas mendidik, membimbing dan menghadirkan pendidikan ibadah. Khususnya salat, karena ibadah salat adalah tiang agama. Barangsiapa yang menegakkannya, maka ia telah menegakkan agamanya. Dan barangsiapa merobohkannya, berarti ia telah merobohkan agamanya. Maโ€™asyiral Muslimin Rahimakumullah, Ketiga, jangan tinggalkan generasi lemah di bidang ilmu. Agar generasi tidak lemah di bidang ilmu, maka kita sebagai orang tua harus terus memotivasi anak agar semangat menuntut ilmu dan memilihkan institusi pendidikan yang baik bagi mereka. Tidak dapat dipungkiri, orang yang miskin ilmu tidak akan mampu bertahan dalam kehidupan dunia. Kesuksesan duniawi menuntut kecakapan, keterampilan dan penguasaan ilmu pengetahuan yang cukup. Demikian juga kesuksesan di akhirat. Agar selamat dan mendapatkan surga yang Allah janjikan, dibutuhkan pemahaman terhadap ilmu syarโ€™i yang dapat menuntun kepada jalan kebajikan yang Allah kehendaki. Imam Syafiโ€™i pernah berkata โ€œBarang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan akhirat.โ€ Maโ€™asyiral Muslimin Rahimakumullah, Keempat, jangan tinggalkan generasi lemah ekonomi. Meninggalkan keluarga dalam kondisi berkecukupan lebih baik dari pada meninggalkan keluarga dalam kondisi miskin. Prinsip ini penting untuk dilaksanakan agar generasi berikutnya tidak menjadi beban orang lain, apalagi sampai meminta-minta dan menjadi pengemis. Rasulullah Saw. sendiri yang menjelaskan prinsip ini kepada para shahabatnya. Suatu saat, ketika Rasulullah saw masuk ke dalam rumah Saโ€™ad Ibnu Abi Waqqas Ra. dalam rangka menjenguknya ketika sakit parah, maka Saโ€™ad bertanya, โ€Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku mempunyai harta, sedangkan tidak ada orang yang mewarisiku kecuali hanya seorang anak perempuan. Maka bolehkah aku menyedekahkan dua pertiga dari hartaku?โ€ Rasulullah Saw. menjawab, โ€Tidak boleh.โ€ Saโ€™ad bertanya. โ€Bagaimana kalau dengan separuhnya?โ€ Rasulullah Saw menjawab, โ€Jangan.โ€ Saโ€™ad bertanya, โ€Bagaimana kalau sepertiganya?โ€ Rasulullah menjawab, โ€Sepertiganya sudah cukup banyak.โ€ Kemudian Rasulullah bersabda โ€œSesungguhnya kamu bila meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan adalah lebih baik daripada kamu membiarkan mereka dalam keadaan miskin dan meminta-minta kepada orang lain.โ€ Muttafaq โ€™Alaih Maโ€™asyiral Muslimin Rahimakumullah, Dengan membekali anak keturunan kita dengan empat bekal di atas, yaitu pendidikan akidah, pendidikan ibadah, bekal ilmu dan bekal ekonomi, maka kita berharap kita telah melaksanakan perintah Allah untuk tidak meninggalkan generasi yang lemah. Dan pada gilirannya, kita berharap bahwa anak-anak kita mampu melanjutkan estafet dakwah Islam untuk menyebarkan kemuliaan nilai-nilai Islam dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Amin Ya Rabbal Alamin. ุจูŽุงุฑูŽูƒูŽ ุงู„ู„ู‡ ู„ููŠ ูˆูŽู„ูŽูƒูู…ู’ ูููŠ ุงู„ู’ู‚ูุฑู’ุขู†ู ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู…ูุŒ ูˆูŽู†ูŽููŽุนูŽู†ููŠ ูˆูŽุฅููŠู‘ูŽุงูƒูู…ู’ ุจูู…ูŽุง ูููŠู‡ู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุขูŠูŽุงุชู ูˆูŽุงู„ู‘ูุฐูƒู’ุฑู ุงู„ู’ุญูŽูƒููŠู…ู ุŒ ูˆูŽุชูŽู‚ูŽุจู‘ูŽู„ูŽ ู…ูู†ู‘ููŠ ูˆูŽู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ุชูู„ุงูˆูŽุชูŽู‡ู ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู‡ููˆูŽ ุงู„ุณู‘ูŽู…ููŠุนู ุงู„ู’ุนูŽู„ููŠู… Khutbah Kedua ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุฅูุญู’ุณูŽุงู†ูู‡ุŒ ูˆูŽุงู„ุดู‘ููƒู’ุฑู ู„ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุชูŽูˆู’ูููŠู’ู‚ูู‡ู ูˆูŽุงู…ู’ุชูู†ูŽุงู†ูู‡ุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ู„ูŽุง ุดูŽุฑููŠู’ูƒูŽ ู„ูŽู‡ูุŒ ุชูŽุนู’ุธููŠู’ู…ู‹ุง ู„ูุดูŽุฃู’ู†ูู‡ุŒ ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุนูŽุจู’ุฏูู‡ู ูˆูŽุฑูŽุณููˆู’ู„ูู‡ู ุงู„ุฏู‘ูŽุงุนููŠู’ ุฅูู„ูŽู‰ ุฑูุถู’ูˆูŽุงู†ูู‡. ุตูŽู„ูŽูˆูŽุงุชู ุฑูŽุจู‘ููŠ ูˆูŽุณูŽู„ูŽุงู…ูู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุขู„ูู‡ู ูˆูŽุฃูŽุตู’ุญูŽุงุจูู‡ู ูˆูŽุฃุนู’ูˆูŽุงู†ูู‡. ุฃูŽู…ู‘ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏูุ› ููŽูŠูŽุง ุนูุจูŽุงุฏูŽ ุงู„ู„ู‡ูุŒ ุงููˆู’ุตููŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽู†ูŽูู’ุณููŠ ุจูุชูŽู‚ู’ูˆู‰ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุทูŽุงุนูŽุชูู‡ู ู„ูŽุนูŽู„ู‘ูŽูƒูู…ู’ ุชููู’ู„ูุญููˆู’ู†ูŽ. ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู’ู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุงุชู‘ูŽู‚ููˆุง ุงู„ู„ู‡ูŽ ุญูŽู‚ู‘ูŽ ุชูู‚ูŽุงุชูู‡ู ูˆูŽู„ุงูŽ ุชูŽู…ููˆู’ุชูู†ู‘ูŽ ุงูู„ุงู‘ูŽ ูˆูŽุงูŽู†ู’ุชูู…ู’ ู…ูุณู’ู„ูู…ููˆู’ู†ูŽ ุฅูู†ู‘ูŽ ุงู„ู„ู‘ูŽู‡ูŽ ูˆูŽู…ูŽู„ูŽุงุฆููƒูŽุชูŽู‡ู ูŠูุตูŽู„ู‘ููˆู†ูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ูŠูŽุง ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู‘ูŽุฐููŠู†ูŽ ุขู…ูŽู†ููˆุง ุตูŽู„ู‘ููˆุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ููˆุง ุชูŽุณู’ู„ููŠู…ุงู‹ ุงูŽู„ู„ู‘ูฐู‡ูู…ู‘ูŽ ุตูŽู„ู‘ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุณูŽูŠู‘ูุฏูู†ูŽุง ูˆูŽุญูŽุจููŠู’ุจูู†ูŽุง ูˆูŽุดูŽูููŠู’ุนูู†ูŽุง ูˆูŽู…ูŽูˆู’ู„ุงูŽู†ูŽุง ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏูุŒ ุณูŽูŠู‘ูุฏู ุงู’ู„ุฃูŽูˆู‘ูŽู„ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู’ู„ุฃูŽุฎูุฑููŠู’ู†ูŽุŒ ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูู…ู’ ูˆูŽุฑูŽุถููŠูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุชูŽุนูŽุงู„ูŽู‰ ุนูŽู†ู’ ูƒูู„ู‘ู ุตูŽุญูŽุงุจูŽุฉู ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽุฌู’ู…ูŽุนููŠู’ู†ูŽ. ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุงุบู’ููุฑู’ ู„ูู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุณู’ู„ูู…ูŽุงุชูุŒ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ููŠู’ู†ูŽ ูˆูŽุงู„ู’ู…ูุคู’ู…ูู†ูŽุงุชูุŒ ุงู„ู’ุฃูŽุญู’ูŠูŽุงุกู ู…ูู†ู’ู‡ูู…ู’ ูˆูŽุงู„ุฃูŽู…ู’ูˆูŽุงุชูุŒ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุณูŽู…ููŠู’ุนูŒ ู‚ูŽุฑููŠู’ุจูŒ ู…ูุฌููŠู’ุจู ุงู„ุฏู‘ูŽุนู’ูˆูŽุงุช. ุฑูŽุจู‘ูŽู†ูŽุง ู„ุง ุชูุฒูุบู’ ู‚ูู„ููˆุจูŽู†ูŽุง ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุฅูุฐู’ ู‡ูŽุฏูŽูŠู’ุชูŽู†ูŽุง ูˆูŽู‡ูŽุจู’ ู„ูŽู†ูŽุง ู…ูู†ู’ ู„ูŽุฏูู†ู’ูƒูŽ ุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู‹ ุฅูู†ู‘ูŽูƒูŽ ุฃูŽู†ู’ุชูŽ ุงู„ู’ูˆูŽู‡ู‘ูŽุงุจ. ุงูŽู„ู„ู‘ูŽู‡ูู…ู‘ูŽ ุงู†ู’ุตูุฑู’ ุฅูุฎู’ูˆูŽุงู†ูŽู†ูŽุง ุงู„ู’ู€ู…ูุณู’ู„ูู…ููŠู’ู†ูŽ ูููŠ ูƒูู„ู‘ู ู…ูŽูƒูŽุงู†ู ูˆูŽุฒูŽู…ูŽุงู†ู ูŠูŽุง ุฑูŽุจู‘ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู’ู†. ุฑูŽุจูŽู†ูŽุง ุขุชูู†ูŽุง ููŠ ุงู„ุฏูู†ู’ูŠุงูŽ ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉูŽ ูˆููŠ ุงู„ุขุฎูุฑูŽุฉู ุญูŽุณูŽู†ูŽุฉูŽ ูˆู‚ูู†ูŽุง ุนูŽุฐูŽุงุจูŽ ุงู„ู†ู‘ูŽุงุฑ. ุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽ ุฑูŽุจู‘ููƒูŽ ุฑูŽุจู‘ู ุงู„ู’ุนูุฒู‘ูŽุฉู ุนูŽู…ู‘ูŽุง ูŠูŽุตููููˆู†ุŒ ูˆูŽุณูŽู„ูŽุงู…ูŒ ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู’ู…ูุฑู’ุณูŽู„ููŠู†ุŒ ูˆูŽุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‘ูŽู‡ู ุฑูŽุจู‘ู ุงู„ู’ุนูŽุงู„ูŽู…ููŠู†. Post Views 1,752 Agam, Scientia โ€“ Gubernur Sumatera Barat Buya H. Mahyeldi Ansharullah menghadiri Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Taqwa Muhammadiyah Sitalang Kecamatan Ampek Nagari, Kabupaten Agam, Jumat 22/10/2021. Pada kesempatan itu Gubernur mengingatkan para orang tua agar jangan sampai meninggalkan generasi keturunan dalam keadaan lemah. Hal ini sesuai dengan pesan Allah dalam Al Quran dalam Surat an-Nisa 9. โ€œDan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar,โ€ ujarnya. Buya Mahyeldi mengatakan, bahwa ayat ini adalah peringatan terhadap kalangan orang tua untuk menunaikan tanggungjawab kepada anaknya. Orang tua adalah pilar dan penanggung jawab utama pendidikan anak. Keluarga adalah al-Madrasah al-Uula sekolah pertama dan utama. Orang tua khususnya Ibu adalah Guru Utama dalam mendidik anak dalam keluarga. Adapun โ€œLemahโ€ yang dimaksud Buya adalah Lemah Akidah, Lemah Ibadah, Lemah Ilmu dan Lemah Ekonomi. Hal ini yang akan membuat umat Islam mudah jatuh dan hilang keyakinannya terhadap Allah SWT. โ€œUntuk itu, orang tua harus bisa berikan pendidikan agama, keyakinan dan bekerja keras menyiapkan jalan penghidupan yang layak,โ€ ujarnya. Terkait keempat lemah itu, Buya Mahyeldi menjelaskan, Lemah Akidah yaitu keyakinan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan, tidak ada Tuhan selain Dia. Dan keyakinan inilah yang tidak boleh lemah pada generasi muda. โ€œApabila lemah mereka melakukan perbuatan syirik. Karena syirik itu adalah lawan daripada akidah Islam yang tauhid. Perbuat syirik merupakan dosa besar, jangan sampai kita masuk ke dalamnya,โ€ katanya. Lemah Ibadah yaitu tidak melakukan sholat, dzikir, qiraโ€™atul quran dan lain sebagainya. Maka generasi kita tidak boleh lemah yaitu malas untuk ibadah. Kemudian untuk Lemah Ilmu pengetahuan merupakan jalan manusia untuk bisa berkembang dalam menapaki kehidupan di dunia ini. Tanpa ilmu manusia akan sangat sulit menjalani hidup dan kehidupan, bahkan bisa dikatakan hidup miskin dan terbelakang. โ€œKarena dunia harus didapat dengan ilmu, akhirat harus diraih pula dengan ilmu. Untuk mendapatkan keduanya diperlukan pula ilmu. Nah, jika generasi kita tidak dibekali dengan ilmu, maka mereka akan tertinggal peradaban dunia dan jauh dari akhirat. Selanjutnya Lemah Ekonomi yaitu, ekonomi sangat erat hubungannya dengan kepemilikan harta dan kekayaan serta usaha kerja. Kuat di sini adalah kuat secara ketahanan perekonomian manusia itu sendiri. Jangan sampai generasi yang jatuh miskin karena menggantungkan hidupnya dari belas kasih orang lain, tidak mandiri dan berdikari dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. โ€œKarena orang mukmin yang kuat lebih dicintai Allah dari mukmin yang lemahโ€. Demikian Hadits Nabi Saw. Tapi, apakah warisan harta saja sudah cukup? Tentu saja tidak,โ€ tuturnya. Gubernur tekankan, warisan yang lebih utama adalah iman akidah yang kuat, ilmu pengetahuan, ketaatan beribadah dan akhlak karimah. Hadir dalam acara tersebut Ketua Komisi II DPRD Agam Rizki Abdillah Fadhal, Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam Drs. Isra, M,Pd, Camat Ampek Nagari Roza Syafdefiianti, Wali Nagari Sitalang, Niniak Mamak, Cadiak Pandai Bundo Kanduang dan tokoh masyarakat Sitalang. nov Post Views 108 Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti hadir di acara Liwetan Gawagis & Ulama Muda Pesantren Pondok Pesantren Mambaul Falah, Kabupaten Bandung. Foto dpd JAWA BARAT, โ€” Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menegaskan jika seluruh elemen masyarakat harus memberikan perhatian untuk generasi yang akan datang. Menurut LaNyalla, bangsa ini tidak boleh mewariskan generasi yang lemah. Penekanan tersebut disampaikan LaNyalla saat memberikan orasi di acara Liwetan Gawagis & Ulama Muda Pesantren Pondok Pesantren Mambaul Falah, Kabupaten Bandung, Senin 12/9/2022 malam. Senator asal Jawa Timur itu mengatakan, Allah SWT sudah berfirman tentang pentingnya menyiapkan next generation. Karena itu saya sengaja tidak berpikir tentang next election, tetapi next generation. โ€œIslam menganjurkan kita agar tidak meninggalkan atau membiarkan generasi setelah kita menjadi generasi yang lemah. Dimana menurut sejumlah Ulama ada empat kriteria generasi yang lemah itu,โ€ tuturnya. Pertama, jangan meninggalkan generasi yang lemah akidah. Karena pertarungan masa depan adalah pertarungan akidah. Karena, generasi mendatang akan dihadapkan kepada kemajuan teknologi dan sekulerisme yang semakin kuat akibat dominasi materialisme. Kedua, jangan meninggalkan generasi yang lemah ibadah. Karena hukum materialisme akan semakin menguat. Sehingga ibadah akan dianggap menghambat proses materialisasi, atau pengejaran keuntungan dunia. Karena bagi mereka time is money. โ€œKetiga, jangan meninggalkan generasi yang lemah di bidang ilmu pengetahuan. Karena pertarungan masa depan dihadapkan kepada kompetisi berbasis latar belakang pendidikan dan keilmuan,โ€ ujarnya. Dan keempat, jangan meninggalkan generasi yang lemah ekonominya. Atau terbelit dalam kemiskinan. Karena kemiskinan dekat dengan kekufuran. โ€œPerintah agama ini sangat jelas. Tetapi hari ini kita dihadapkan kepada situasi dimana kita sebagai umat Islam, umat terbanyak, penduduk mayoritas, justru berada dalam lingkaran kemiskinan,โ€ katanya. Dijelaskan LaNyalla, kemiskinan membuat masyarakat menjadi tertinggal dalam kualitas pendidikan. Menjadi terbatas dalam mengakses kesehatan. Menjadi terbelakang dalam penguasaan teknologi dan sains. โ€œAkibatnya kita menjadi tidak kompetitif. Tidak menjadi epicentrum. Tetapi menjadi marginal atau terpinggirkan. Dan umat Islam menjadi mayoritas penerima BLT Menjadi mayoritas penerima Bansos. Artinya, ada yang salah dalam pengelolaan negara ini,โ€ ulasnya. LaNyalla menambahkan, bangsa ini juga menghadapi ancaman penguasaan oleh bukan Orang Indonesia Asli melalui tiga tahapan. Yaitu Kuasai perekonomiannya. Kuasai politiknya. Dan terakhir, kuasai Presiden atau Wakil Presidennya. โ€œKarena Undang-Undang Dasar hasil perubahan tahun 2002 telah mengubah Pasal 6 naskah asli Undang-Undang Dasar 1945 dengan menghapus kata โ€œAsliโ€ pada kalimat Presiden Indonesia ialah Orang Indonesia Asliโ€™,โ€ ujarnya. LaNyalla menjelaskan, jika tiga epicentrum penting tersebut sudah dikuasai oleh bukan Orang Indonesia Asli, maka kita semua tidak akan bisa apa-apa lagi. Kita akan tersingkir dan menjadi penduduk kelas bawah yang tidak kompeten, dan tidak mampu bersaing. โ€œKarena Anda terbelit dalam kemiskinan. Dan lingkaran setan kemiskinan struktural inilah yang akan dilanggengkan,โ€ terangnya. LaNyalla juga membahas fenomena Islamophobia. Dijelaskannya, Islamophobia semakin marak. โ€œPadahal Sila Pertama dari Pancasila dan Pasal 29 dalam Konstitusi kita jelas-jelas mengatakan bahwa negara ini berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. Mengapa ini semua terjadi? Jawabannya, karena bangsa sudah meninggalkan Pancasila sejak kita melakukan perubahan Konstitusi pada tahun 1999 hingga 2002 silam,โ€ tuturnya. Diterangkannya, Profesor Kaelan dari UGM menerangkan jika sejak saat itu, kita telah menggunakan UUD baru, yaitu UUD 2002. Bukan lagi UUD 1945 yang disusun para pendiri bangsa. โ€œKarena sangat jelas, Cita-Cita dan Tujuan Nasional yang terdapat dalam Pembukaan serta Pancasila sudah tidak nyambung lagi dengan isi Pasal-Pasal dalam Konstitusi. Isi pasal-pasal UUD 2002 justru merupakan penjabaran dari ideologi lain, yaitu Liberalisme dan Individualisme,โ€ terangnya. Ideologi liberalisme dan individualisme, lanjutnya, adalah prasyarat dari tumbuh suburnya iklim kapitalisme dan sekularisme. Itulah yang semakin membuat bangsa ini karut marut, dan akan mewariskan generasi mayoritas yang lemah. Untuk itu LaNyalla mengajak semua pihak untuk kembali ke UUD 1945 naskah asli untuk kemudian disempurnakan melalui adendum. Sehingga tidak mengubah sistem demokrasi asli Indonesia, yaitu Demokrasi Pancasila. Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Manbaul Falah Kabupaten Bandung, Gus Ali Sururi mengatakan, pihaknya sangat salut dengan Ketua DPD, karena tidak pernah lelah menyambangi rakyat dan menemui rakyat dari provinsi ke provinsi. โ€œSemuanya mendengarkan aspirasi kami. Langsung action mendorong aspirasi. Termasuk dari kami para gus dan ulama muda. Pak Nyalla juga sangat perduli pesantren, ini adalah sosok yang langka, mencintai santri. Kita doakan, segala hajat Pak Nyalla dikabulkan Allah,โ€ ujarnya. Dalam acara tersebut, LaNyalla didampingi oleh Staf Khusus Ketua DPD RI Sefdin Syaifudin. Selain itu, hadir juga para ulama muda di antaranya adalah, Gus Zahrul Azhar atau Gus Heri Pengasuh Pesantren Darul Ulum Jombang, Gus Athoillah Yusuf Gus Aat Pengasuh PP Darul Arqom, Gus Ali Sururi Pengasuh PP Mambaul Falah, para Asparagus se-Jabar, Jateng dan Jatim, serta Koordinator Acara tersebut Gus Tamam alias Ahmad Tamamuddin. Rel/dpd Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, usai shalat magrib berikan ceramah agama di Masjid Raya Maninjau, Jumโ€™at 30/07/2021. Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan pembinaan generasi penerus. Salah satunya ditegaskan oleh Allah SWT di dalam Alquran, Surat An-Nisa ayat 9, โ€œDan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benarโ€. โ€œItu makanya Presiden Sukarno pernah mengatakan Berikan 10 pemuda maka akan kuguncangkan duniaโ€™. Ini menandakan pemuda adalah penerus bangsa,โ€ ucap Buya Mahyeldi dalam tausiyahnya. Menurutnya, lemah yang dimaksudkan dalam ayat di atas menyangkut beberapa hal. โ€œYang utama adalah jangan sampai kita meninggalkan generasi penerus yang lemah akidah, ibadah, ilmu, dan ekonominya, Generasi penerus atau anak di sini, tidak hanya anak biologis, melainkan juga anak didik murid dan generasi muda Islam pada umumnya,โ€ kata Buya Mahyeldi. Kenyataan itu, lanjutnya, dapat dilihat dari data yang menyatakan dalam waktu dekat ini, mulai Tahun 2021 sampai 2024, Indonesia akan menikmati suatu era yang langka yang disebut dengan Bonus Demografi. โ€œIni pernyataan Presiden Jokowi, Saya sangat setuju, dimana jumlah usia produktif Indonesia diproyeksikan berada pada grafik tertinggi dalam sejarah bangsa Indonesia. Yaitu mencapai 64 persen dari total jumlah penduduk Indonesia sebesar 297 juta jiwa,โ€ terangnya. Bonus demografi menjadi windosw opportunity peluang yang sangat strategis bagi sebuah negara untuk dapat melakukan percepatan pembangunan ekonomi dengan dukungan ketersediaan sumber daya manusia usia produktif dalam jumlah yang cukup signifikan. โ€œKalau memang kita ingin anak kita berhasil dunia dan akhirat, maka kita harus memperhatikan ilmu dan keimanannya, berdasarkan Al-quran,โ€ ujarnya. Ada 4 empat yang diperhatikan yaitu, Pertama, jangan sampai meninggalkan anak yang lemah akidahnya atau imannya. Akidah merupakan sumber kekuatan, kenyamanan dan kebahagiaan dalam hdup. Orang yg lemah akidahnya mudah sekali terkena virus syirik dan munafik. Hidupnya mudah terombang-ambil, tidak teguh pendirian. Ia pun bisa gampang menggadaikan iman. โ€œYang pertama ditekankan adalah soal akidah, yakni janganlah engkau mempersekutukan Allahโ€™. berpedomanlah dengan Al-quran,โ€ paparnya. Kedua, jangan sampai meninggalkan anak yang lemah ibadahnya. Orang yang istiqomah dalam ibadahnya, Insya Allah akan bahagia dan punya pegangan dalam hidupnya. Ia tidak mudah terintervensi oleh orang lain. โ€œSebaliknya, orang yang lemah ibadahnya atau menyia-nyiakan ibadah, maka hidupnya tidak akan bahagia. Ia pun mudah diintervensi orang lain,โ€ tuturnya. Ketiga, jangan sampai meninggalkan anak yang lemah ilmunya. Islam sangat menekankan pentingnya ilmu pengetahuan. Rasulullah menegaskan dalam salah satu hadistnya, โ€œTidak ada kebaikan kecuali pada dua kelompok, yaitu orang yang mengajarkan ilmu dan orang yang mempelajari ilmuโ€™,โ€ ujarnya. Keempat, jangan meninggalkan generasi yang lemah ekonominya. โ€œOrang tua perlu menyiapkan generasi yang kuat secara ekonomi, agar hidupnya tidak menjadi beban bagi orang lain,โ€ ingatnya. Orang tua tidak meninggalkan generasi yang lemah secara ekonomi. Hadis ini pun menjadi dalil dalam pemberian wasiat, yakni harta yang diwasiatkan untuk disedekahkan, maksimal sepertiga dari total harta warisan. Selain itu, Buya Mahyeldi juga menyampaikan, bahwa Indonesia Merdeka yang dirasakan saat ini tidak luput dari hasil jerih payah para ulama dan santri. Mereka berjuang rela kehilangan harta, kedudukan, bahkan nyawa sekalipun demi Indonesia merdeka. โ€œTanpa keterlibatan ulama, kiai dan santri, mustahil negara ini merdeka. Karena berkat jasa beliau-beliaulah bangsa kita berhasil merebut kemerdekaan,โ€ ucapnya. Bahkan bisa dilihat dari UUD 1945, dalam kalimat โ€œAtas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.โ€ Patut kita kiranya mengenang para pejuang dan pahlawan kemerdekaan. Terutama mengingatkan kembali jasa-jasa ulama terdahulu dan para santrinya. Sejarah, lambat laun makin dikubur. Bahkan, terus dibelokkan. Padahal kemerdekaan Indonesia ditopang perjuangan kaum santri dan barisan Kiai yang menyelamatkan negeri. โ€œUntuk itu, marilah kita rapatkan shaf bersatu padu dalam mendukung kebijakan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,โ€ ujarnya โ€œKita berharap masyarakat Sumbar dapat memberikan contoh kebaikan dalam gerakkan mari vaksinasi dan disiplin menerapkan protokol kesehatan,โ€ tutupnya. Red/ADPIM SUMBAR Hasil pencarian tentang Jangan+tinggalkan+generasi+yang+lemah Jangan pedulikan omongan orang-orang kafir. Dan tinggalkan apa yang mereka datangkan. Setelah generasi Nรปh, Kami menciptakan generasi lain, yaitu kaum 'Ad. Sesudah orang-orang pilihan itu, datanglah generasi-generasi yang tidak mengikuti petunjuk mereka....Generasi tersebut meninggalkan salat, tidak mau mengambil manfaat dan petunjuk dari salat serta bergelimang Jangan tinggalkan sikapmu yang berbeda dengan setiap orang yang banyak bersumpah, hina, banyak mencela..., suka menebar isu yang dapat memecah belah masyarakat, banyak menghalangi perbuatan baik, melampaui...lagi banyak dosa, keras hati dan kasar serta terkenal dengan kejahatannya, melebihi sifat-sifatnya yang Jangan tinggalkan sikapmu yang berbeda dengan setiap orang yang banyak bersumpah, hina, banyak mencela..., suka menebar isu yang dapat memecah belah masyarakat, banyak menghalangi perbuatan baik, melampaui...lagi banyak dosa, keras hati dan kasar serta terkenal dengan kejahatannya, melebihi sifat-sifatnya yang Jangan tinggalkan sikapmu yang berbeda dengan setiap orang yang banyak bersumpah, hina, banyak mencela..., suka menebar isu yang dapat memecah belah masyarakat, banyak menghalangi perbuatan baik, melampaui...lagi banyak dosa, keras hati dan kasar serta terkenal dengan kejahatannya, melebihi sifat-sifatnya yang Jangan tinggalkan sikapmu yang berbeda dengan setiap orang yang banyak bersumpah, hina, banyak mencela..., suka menebar isu yang dapat memecah belah masyarakat, banyak menghalangi perbuatan baik, melampaui...lagi banyak dosa, keras hati dan kasar serta terkenal dengan kejahatannya, melebihi sifat-sifatnya yang dan Kami binasakan kaum 'Aad dan Tsamud dan penduduk Rass dan banyak lagi generasi-generasi di antara Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al-Kitab Taurat sesudah Kami binasakan generasi-generasi...yang terdahulu, untuk menjadi pelita bagi manusia dan petunjuk dan rahmat, agar mereka ingat. Jangan meninggalkan tempat tinggal kecuali jika ada kepentingan yang dibenarkan oleh Allah yang mengharuskan...Jangan memperlihatkan keindahan dan perhiasan kalian kepada kaum lelaki jika kalian berada di luar, seperti...yang pernah dilakukan oleh orang-orang Jahiliah dahulu....Laksanakan salat dengan sempurna, tunaikan zakat, laksanakan segala perintah Allah dan Rasul serta tinggalkan...segala yang dilarang. Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyak generasi yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal...generasi itu telah Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah...Kami berikan kepadamu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan Kami jadikan sungai-sungai...mereka, kemudian Kami binasakan mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi...yang lain. Mereka pun Kami abadikan dengan pujian yang baik di kalangan generasi yang datang setelahnya. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, "Rabb kami adalah Allah," kemudian mereka meneguhkan pendirian...mereka dalam ajaran tauhid dan lain-lainnya yang diwajibkan atas mereka maka malaikat akan turun kepada...mereka sewaktu mereka mati "Hendaknya kalian jangan merasa takut akan mati dan hal-hal yang sesudahnya...dan jangan pula kalian merasa sedih atas semua yang telah kalian tinggalkan, yaitu istri dan anak-anak...yang telah dijanjikan Allah kepada kalian. Janganlah kalian berdua lemah dalam menyampaikan risalah-Ku, dan jangan pula lalai untuk mengingat dan Setelah mereka, Kami menciptakan lagi beberapa generasi yang lain seperti kaum Shรขlih, Lรปth dan Syu'ayb Benarkanlah al-Qur'รขn yang Aku turunkan untuk membenarkan kitab-kitab yang ada pada kalian, juga membenarkan...Jangan buru-buru mengingkari al-Qur'รขn, karena dengan begitu kalian akan menjadi orang pertama yang mengingkarinya...Padahal, seharusnya kalian menjadi orang pertama yang mempercayainya....Jangan kalian tinggalkan ayat-ayat Allah untuk kemudian mengambil kesenangan hidup di dunia-yang sebenarnya Alangkah banyaknya taman dan mata air yang mereka tinggalkan, Janganlah kalian lemah dalam menghadapi musuh, dan jangan mengajak mereka berdamai karena alasan takut Janganlah kamu merasa lemah dalam memerangi orang-orang kafir dan jangan pula bersedih hati atas...sesuatu musibah yang menimpa dirimu padahal kamu orang-orang yang tertinggi hingga mampu mengalahkan...mereka jika kamu orang-orang yang beriman maksudnya benar-benar beriman sedangkan yang menjadi jawab...syarat ialah apa yang ditunjukkan oleh makna kalimat-kalimat yang sebelumnya. Wahai Muhammad, jangan engkau penuhi seruan orang-orang kafir yang sombong hingga engkau mengusir orang-orang...Mukmin lemah yang selalu menyembah Allah dan hanya mengharapkan rida-Nya!...Jangan engkau perhatikan penindasan mereka terhadap orang-orang Mukmin!...Karena kamu tidak bertanggung jawab di hadapan Allah atas sesuatu yang mereka perbuat, sebagaimana mereka...Mukmin, maka engkau telah termasuk orang-orang yang lalim. Dan sesungguhnya Kami tinggalkan daripadanya satu tanda yang nyata bagi orang-orang yang berakal. Alangkah banyaknya taman yang mereka tinggalkan yaitu kebun-kebun dan mata air yang mengalir. Tidak perlu kamu bersuara keras, ataupun terlalu lemah....Jangan sampai kamu lupa berzikir pada Allah. Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih. Patutkah kamu menyembah Ba'l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, dan kamu tinggalkan isteri-isteri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang...yang melampaui batas". Selain itu, janganlah kalian merasa lemah lalu tidak berjuang dan berperang karena hal-hal yang menimpa...Jangan pula meratapi saudara-saudara kalian yang gugur!...Kalian, berkat dukungan Allah, keimanan, dan kekuatan kebenaran yang kalian bela, adalah lebih tinggi Allah, Dialah yang menciptakan kalian dari keadaan lemah yaitu dari air mani yang hina lagi lemah itu...kemudian Dia menjadikan kalian sesudah keadaan lemah yang lain yaitu masa kanak-kanak menjadi kuat...lemah kembali dan beruban lemah karena sudah tua dan rambut pun sudah putih....Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya ada yang lemah, yang kuat, yang muda, dan yang tua dan Dialah...Yang Maha Mengetahui mengatur makhluk-Nya lagi Maha Kuasa atas semua yang dikehendaki-Nya. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba yang belum dipungut...jika kamu orang-orang yang beriman. Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah keadaan...lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan kamu sesudah kuat itu lemah kembali dan beruban....Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa.

jangan meninggalkan generasi yang lemah