Daftargunung di Indonesia berdasarkan abjad.Di Indonesia terdapat begitu banyak gunung, baik yang masih aktif, sedang tertidur, atau yang sudah tidak aktif.Daftar gunung ini saya buat untuk
Berikutadalah jalur pendakian gunung di Indonesia. Langsung aja cekicrot. Arjuno – Welirang 3339 mdpl & 3156 mdpl. Gunung Kerinci adalah gunung kedua tertinggi di Indonesia setelah Puncak Jaya Wijaya. Banyak cerita / legenda yang cukup menarik di sekitar Taman Nasional Kerinci-Seblat. Selain itu juga gunung ini menyuguhkan pemandangan
Dalambuku Wajah Maut Mountaineering Indonesia yang ditulis oleh Anton Sujarwo, lo pasti dapat menyimpulkan bahwa di gunung Jaya Wijaya inilah sejarah dunia pendakian gunung tanah air bermula. Maka dari itu, benar bahwa pegunungan di pulau Jawa lebih populer dan lebih banyak dikunjungi sejak lama. 3 Jalur Pendakian Gunung Andong yang Cocok
Pendakianpertama yang berhasil menaklukkan puncak Kangchenjunga dilakukan pada tanggal 25 Mei 1955 oleh Joe Brown dan George Brand. Kamis 4 November 2021 0253 WIB. Selasa 26 Oktober 2021 0905 WIB. Konsep pertama kali diusulkan oleh Richard Bass di tahun 1980-an dan telah tujuan setiap pendaki gunung untuk mendaki.
PegununganJayawijaya Tidak salah jika para pendaki gunung memiliki keinginan besar untuk menaklukan puncak tertinggi di Indonesia sekaligus di kawasan Oceania, Pegunungan Jayawijaya atau juga dikenal Pegunungan Cartenz (4.800 mdpl). Jalur pendakian gunung Rogojembangan Sekilas tentang Gunung Rogo Jembangan.
Dịch Vụ Hỗ Trợ Vay Tiền Nhanh 1s. Gunung Jaya Wijaya yang membentang luas di tanah Papua dinobatkan sebagai puncak tertinggi di Nusantara. Gunung dengan ketinggian sekitar mdpl meter di atas permukaan laut dinobatkan sebagai atap pelindung Indonesia. Jaya Wijaya atau yang dikenal juga dengan sebutan Gunung Cartenz Pyramida berada di Provinsi Papua yang membentang luas hingga Papua Nugini. Terletak di pegunungan Barisan Sudirman Jaya Wijaya, wisata Puncak Jaya Wijaya memberikan pesona keindahan alam yang unik dan spektakuler. Salah satu keistimewaannya, salju tebal di puncak gunung ini. Jaya Wijaya juga merupakan satu-satunya gunung dengan puncak bersalju di Indonesia. Menjadi salah satu objek wisata yang jalurnya sangat ekstrem sekaligus menantang untuk dilalui, menjadi daya tarik tersendiri bagi para pendaki di Indonesia maupun di seluruh dunia. Selain beberapa pemaparan di atas, ada beragam fakta menarik lainnya dari Gunung Jaya Wijaya. Mari ketahui seperti dilansir dari berbagai sumber 9 Fakta Menarik Gunung Jaya Wijaya 1. Heinrich Harrer Orang Pertama yang Sampai di Puncak Gunung Jaya Wijaya Heinrich Harrer Orang Pertama yang Menggapai Puncak Jaya Wijaya YouTube Adalah Heinrich Harrer, seorang pria berkebangsaan Austria yang menjadi orang pertama mencapai puncak Jaya Wijaya Pada tahun 1962. Dibantu 3 anggota ekspedisi lainnya, yakni Russell Kippax, Bertus Huizenga dan Robert Philip Temple, Heinrich berhasil menaklukkan Jaya Wijaya. Artikel terkait 7 Gunung Tertinggi di Indonesia, Si Kecil Sudah Tahu? 2. Gunung Jaya Wijaya Memiliki Salju Abadi Memiliki Salju Abadi TripTrus Dengan status sebagai negara beriklim tropis karena dilintasi garis khatulistiwa atau garis lintang memanjang, membuat Indonesia mustahil dihiasi salju. Namun, salju dapat ditemukan di puncak Jaya Wijaya. Hal ini menjadikan Gunung Jaya Wijaya sebagai satu-satunya tempat bersalju di Indonesia. Artikel terkait 6 Wisata Alam Papua yang Wajib Masuk Wishlist Liburan, Cek! 3. Selain Salju, Ada Gletser di Puncak Gunung Ada Gletser di Puncak Gunung Cartenz Pyramid Berita Papua Tak hanya dilapisi salju, Gunung Cartenz Pyramid juga dilengkapi dengan gletser, yaitu lapisan es yang terbentuk akibat tumpukan salju selama puluhan tahun. Kondisi itupun memberikan sebuah keuntungan sebagai sumber persediaan air tawar untuk kawasan yang berada di sekelilingnya. Artikel terkait 7 Makanan Khas Papua yang Wajib Dicoba, Paling Unik Sampai Terpopuler 4. Asal-usul Nama Cartenz Asal-usul Nama Cartenz Katalog Wisata Nama Carstensz diambil dari cerita sejarah pada tahun 1623, saat pelaut Belanda, Jan Carstensz melihat puncak tersebut melalui teropong dalam pelayarannya melintasi pantai selatan Laut Arafura. Saat itu, Jan Cartensz disebut pembohong, hingga dinilai gila saat mengaku menemukan Gunung Cartensz Pyramid yang dilapisi salju di Indonesia. Kemudian, setelah 300 tahun berlalu, Jan Cartensz berhasil membuktikan omongannya. Gunung Jaya Wijaya yang dilapisi salju di bagian puncaknya telah terkenal ke seluruh dunia. 5. Gunung Tertinggi di Indonesia dan Benua Australia Gunung Tertinggi di Indonesia dan Benua Australia Berita Papua Dengan ketinggian puncaknya yang mencapai mdpl, gunung ini merupakan gunung tertinggi di Indonesia, juga sebagai gunung tertinggi di benua Australia dan menempati urutan ke-2, setelah gunung Hkakabo Razi mdpl di Myanmar, dalam jajaran gunung tertinggi di Asia Tenggara. 6. Gunung dengan Dua Nama Gunung dengan Dua Nama Selain dikenal dengan nama Cartenz, Jaya Wijaya juga memiliki nama lain, yaitu Puncak Soekarno. Nama Puncak Soekarno diberikan pada gunung satu ini setelah pada masa pembebasan tanah Irian dari penjajahan. Hal itu dilakukan untuk menghormati presiden pertama di Indonesia. Lalu, dengan campur tangan politik, tepatnya pada masa pergantian orde lama ke orde baru pada tahun 1960-an, namanya diubah kembali menjadi Puncak Jaya Wijaya yang dipakai hingga saat ini. 7. Pendakian Gunung Jaya Wijaya Memakan Biaya Termahal di Dunia Pendakian puncak Cartenz disebut-sebut sebagai pendakian dengan biaya yang cukup mahal. Bahkan, lebih mahal dari puncak tertinggi di dunia, Mount Everest. Kelompok pendakian yang berisi lima orang di dalamnya harus membayar sekitar Rp55 juta per orang. 8. Masuk ke Dalam Seven Summits Masuk ke Dalam Seven Summits Banyak pendaki lokal dan mancanegara yang datang dan tertarik untuk mencapai Puncak Jaya Wijaya. Selain memiliki beragam keunikan, gunung satu ini juga masuk dalam Seven Summits, yaitu sebutan bagi gunung-gunung tertinggi dari tujuh benua di dunia. Namun, sampai saat ini, penetapan Gunung Jaya Wijaya sebagai seven summit ke-7 di dunia masih menjadi perdebatan bagi beberapa kalangan. Sebab, awal mula pencetusan World’s Seven Summit yang dicatat oleh Dick Bass mengacu pada gunung Kosciuzko sebagai anggota pada urutan ke-7. Sementara itu, pencetusan yang dilakukan oleh Reinhold mengungkapkan, seven summit dunia di urutan ke-7 adalah puncak Cartenz yang terletak di pegunungan Papua, dia berdalih bahwa pendakian di Jaya Wijaya memiliki jalur lebih terjal dan ekstrem dibanding pendakian di gunung Kosciuzko. Dan, pendapat Reinhold ini mendapat banyak dukungan dari para pendaki di pelosok bumi. 9. Gunung Jaya Wijaya akan Kehilangan Lapisan Salju Abadinya pada Tahun 2022 Gunung Akan Kehilangan Lapisan Saljunya pada Tahun 2022 Harian Massa Berdasarkan informasi dalam tulisan “10 gunung tertinggi di Indonesia” disebutkan, tanah Papua dahulu kala memiliki 3 gunung yang puncaknya dilapisi salju. Ketiganya adalah Puncak Mandala yang kehilangan saljunya di tahun 2003, Gunung Trikora yang kehilangan salju di tahun 1936 dan Gunung Jaya Wijaya yang masih memiliki salju hingga saat ini. Namun, laporan BMKG yang diterbitkan pada tahun 2016 menyebutkan, lapisan salju di Puncak Jaya Wijaya akan mencair sepenuhnya di tahun 2022. Laporan ini merujuk pada catatan pengukuran salju yang dilakukan secara rutin sebagai berikut Pada tahun 2010 ketebalan es mencapai 31,49 meter, pada tahun 2015 ketebalan salju menipis hingga 26,23 meter, pada tahun 2016 ketebalan salju semakin menipis hingga 20,54 meter dan prediksi akan menghilang di tahun 2022. *** Itulah 9 fakta menarik Gunung Jaya Wijaya yang sayang untuk dilewatkan. Gimana Parents, tertarik untuk mendaki gunung tertinggi di Indonesia dan Australia yang memiliki lapisan salju dan gletzer di puncaknya? Baca juga 10 Objek Wisata Indonesia yang Telah Dikenal Dunia 9 Kota Ini Ternyata Paling Panas di Indonesia, Ada Tempat Tinggal Parents? Gunung Piramid Kembali Memakan Korban, Seorang Pendaki Ditemukan Tewas Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.
Gunung Jayawijaya merupakan puncak tertinggi di Indonesia. Letak gunung ini berada di Irian Jaya. Setiap pendaki pasti ingin untuk menjamah satu-satunya puncak yang memiliki salju di Indonesia ini. Maka sebelum kamu pergi ke sana, tak ada salahnya jika kamu mengetahui fakta-fakta menarik gunung jaya wijaya berikut iniNama puncak tertinggi ini sebelumnya bukanlah Jaya Wijaya melainkan Cartenz Pyramid. Nama tersebut diambil dari nama penemu gunung ini. Nama ini kemudian berubah menjadi puncak Soekarno pada masa pembebasan Irian dari penjajahan. Pemberian nama ini dimaksudkan untuk menghormati Presiden pertama Indonesia. Nama ini kemudian diganti lagi pada masa Orde Baru pada tahun 1960 an menjadi Jaya Wijaya. Nama itulah yang digunakan hingga saat Cartenz adalah orang yang menemukan puncak bersalju ini pada tahun 1623. Ia adalah seorang petualang asal Belanda. Kala itu tidak ada yang mempercayai Cartenz sebab tidak mungkin ada salju di Indonesia yang merupakan negara dengan iklim ini memiliki puncak tertingginya yaitu mdpl membuat banyak pendaki ingin menaklukan puncak ini. Pendaki pertama yang dapat mencapai puncak jaya wijaya adalah Heinrich Harrer pada tahun 1962. Ia mendaki bersama dengan 3 orang lainnya yaitu Russel Kippax, Bertus Huizenga, dan Philip pendakian Heinrich termasuk di Jayawijaya diabadikan dalam novelnya yang berjudul Seven Years in Tibet. Novel ini kemudian diadaptasi menjadi sebuah film dengan judul yang yang harus dikeluarkan oleh pendaki jika ingin mencapai puncak jayawijaya tidaklah sedikit. Perjalan menuju puncak gunung ini bahkan menjadi yang termahal di dunia. Setidaknya dibutuhkan biaya 50 juta per orang. Harga tinggi ini didapat karena aksesnya sehingga gunung ini sulit di menjadi gunung tertinggi di Indonesia, gunung jaya wijaya merupakan salah satu dari 7 gunung tertinggi di dunia dan gunung tertinggi kedua di Asia membutuhkan biaya besar, jalur pendakian puncak Cartenz juga tergolong sangat sulit. Jalurnya sangat terjal ditambah dengan cuaca di atas yang berubah-ubah dan cenderung ekstrim. Puncak Cartenz sering mengalami cuaca di luar kemampuan kamu ingin melihat salju turun di Indonesia maka kamu bisa pergi ke puncak Cartenz. Di sana kamu bisa menyaksikan hujan salju hingga hujan hukum alam maka Indonesia mustahil memiliki daerah bersalju karena letaknya yang berada di khatulistiwa dan memiliki iklim tropis. Namun sepertinya Jaya Wijaya melawan hukum alam hanya memiliki salju, puncak Cartenz juga memiliki gletser es yang terbentuk dari timbunan salju berpuluh-puluh tahun lamanya. Gletser ini bermanfaat sebagai persediaan air tawar bagi daerah di yang ada di puncak jayawijaya terus mengalami penyusutan. Pada tahun 2016 ketebalan salju Jayawijaya adalah 20, 54 meter. Mencairnya salju tersebut dipercepat dengan adanya peristiwa el nino yang terjadi pada tahun 2015-2016. BMKG memprediksi salju tersebut akan hilang di tahun letaknya berada di ketinggian 4000 mdpl namun gunung ini memiliki keunikan yaitu ditemukan fosil benda-benda laut seperti karang. Penjelasan dari hal tersebut adalah gunung ini pada mulanya merupakan dasar dari sebuah lautan. Dasar laut ini kemudian naik ke atas dan memisahkan tanah Papua dan dari puncak Cartenz tidak hanya datang dari dalam negeri. Pendaki luar negeri pun banyak yang berminat untuk mencapainya. Biasanya pendaki mancanegara akan datang pada bulan September hingga November. Tags Gunung Jayawijaya, ilmu geografi
Pegunungan Sudirman atau Sudirman Range di Provinsi Papua memiliki puncak yang terkenal, yaitu Puncak Jaya Wijaya atau Puncak Jaya yang diselimuti salju karena ketinggiannya mencapai mdpl. Namun, salju tersebut diperkirakan akan menyusut akibat dari pemanasan global. Nama lain dari Puncak Jaya adalah Carstensz Pyramide atau Puncak Carstensz. Diambil dari nama seorang petualang asal Belanda, yakni Jan Carstensz, yang pertama kali melihat adanya puncak gunung bersalju di daerah tropis. Pengamatan tersebut dilakukan olehnya melalui kapal laut. Hal itu baru terbukti kebenarannya setelah 3 abad kemudian, dan menjadi salah satu Objek Wisata Alam kebanggan Gunung Jaaya Wijaya ini dimulai pada tahun 1889, sebuah ekspedisi Belanda membuat peta Pulau Papua dan menemukan puncak gunung yang diselimuti salju sebagaimana dilaporkan oleh Carstensz. Untuk menghormati Carstensz, maka puncak gunung tersebut kemudia diberi nama sesuai dengan namanya. sedangkan, sebutan Puncak Jaya Wijaya merupakan pemberian Presiden Soekarno setelah berhasil merengkuh Kedaulatan Papua Barat dari Belanda. Pendaki pertama yang tercatat pernah menaklukan Puncak Jaya adalah tim ekspedisi yang dipimpin oleh Heinrich Harrer pada tahun 1962. Objek Wisata Gunung Jaya Wijaya Papua merupakan salah satu puncak gunung bersalju yang ada di perlintasan garis khatulistiwa, selain pegunungan di Afrika dan Amerika Latin. Jika dilihat dari udara, Puncak Jaya Wijaya tampak seperti permadani hitam yang diselimuti oleh tudung putih. Jika matahari sedang cerah, maka hamparan salju tersebut akan memantulkkan cahaya mentari yang menyilaukan. Kandungan es di pegunungan ini diperkirakan mencapai 5% dari cadeangan es dunia yang berada di luar Benua Afrika. Namun, akibat pemanasan global jumlah tersebut dari tahun ketahun kian menyusut. Jika dilihat dari tipe gletsernya, kawasan bersalju di Jaya Wijaya masuk kedalam tipe Alpine Glaciation. Sementara gletser atau aliran lumuran salju diwilayah ini masuk ke dalam tipe Valley Glacier, yaitu aliran gletser yang mengalir dari tempat tinggi menuju daerah yang lebih rendah. Oleh sebab itu di daerah ini dimungkinkan terdapat aliran sungai es. Jika Anda berminat menjelajahi Objek Wisata Gunung Jaya Wijaya Papua tentu saja hal utama yang perlu dipersiapkan adalah kesiapan fisik, perbekalan, dan logistik. Latihan rutin di daerah dengan suhu dingin merupakan salah satu pembiasaan yang cukup efektif untuk menghindari ancaman hipotermia, yaitu hilangnya panas tubuh karena berada dia kawasan yang bersuhu sangat dingin. Disamping itu, aspek perizinan juga harus disiapkan jauh hari sebelum pelaksanaan pendakian. Sebab, selain karena mendan pendakiannya yang berat kawasan Papaua kerap kali dilanda kerusuhan, perang antar suku, serta gangguan keamanan lainnya. Berbeda dengan Objek Wisata Gunung Inerie sebelumnya yang tidak perlu agen perjalanan khusus untuk mengunjunginya, maka Objek Wisata Gunung Jaya Wijaya Papua ini justru sebaliknya. Medan pendakian yang berat, proses perizinan yang rumit, serta jaminan keamanan ketika proses pendakian, mengharuskan Anda memanfaatkan jasa agen perjalanan yang berpengalaman. Berbagai agen perjalanan yang memiliki reputasi internasional telah menyediakan dua pilihan Jalur Pendakian Gunung Jaya Wijaya, yaitu jalur klasik melalui desa Ilaga atau jalur kedua yang lebih nyaman dengan menumpang helikopter menuju Basecamp Bukit Danau atau Danau Valley. Jasa agen perjalanan tersebut biasanya akan menangani masalah perizinan, transportasi dari Jakarta menuju Papua, persewaan helikopter menuju basecamp, pemandu pendakian, asuransi, serta latihan dan pengkondisian tim sebelum pendakian di Objek Wisata Gunung Jaya Wijaya Papua. Tentu saja, biaya perorang untuk satu tim pendakian dengan menggunakan jasa agen perjalanan memerlukan biaya yang cukup besar, yaitu sekitar USD atau sekitar seratus juta rupiah lebih. Apabila Anda memanfaatkan jasa agen perjalanan untuk menikmati Wisata Gunung ini, maka keperluan akomodasi dan berbagai fasilitas untuk pendakian di Objek Wisata Gunung Jaya Wijaya Papua biasanya telah menjadi bagian dari tanggung jawab agen perjalanan tersebut.
Jambi - Gunung Kerinci merupakan gunung tertinggi di Pulau Sumatera dan juga termasuk gunung berapi tertinggi di Indonesia dan Asia Tenggara. Gunung Kerinci dikenal dengan atapnya Pulau Sumatera. Berada di puncaknya, detikers bisa melihat 3 provinsi sekaligus. Yakni Jambi, Sumatera Barat, dan Gunung Kerinci sekitar mdpl dengan puncaknya bernama Puncak Indrapura. Menariknya, Gunung Kerinci merupakan salah satu dari Seven Summits Indonesia sekaligus World Heritage Site dengan kategori Tropical Rainforest Heritage of termasuk dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat TNKS. Kawasan ini mencakup hutan, cagar alam, suaka margasatwa, hutan lindung, hutan wisata, dan hutan produksi. TNKS dilindungi karena menjadi habitat bagi satwa langka seperti harimau Sumatera. Gunung Kerinci sendiri terletak di perbatasan Kabupaten Kerinci, Jambi dan Kabupaten Solok Selatan, Sumatera detikers yang ingin merasakan sensasi ketinggian gunung Kerinci, berikut liputan perjalanannya melalui jalur pendakian Kersik Tuo, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, Jambi. Bagi pendaki pemula, direkomendasikan untuk mendaki selama 3 hari 2 Rimba-Pos 1Pos 1 Bangku Panjang, lokasi pemberhentian pertama, sebagai tempat istirahat dan tidak diperbolehkan camp. Foto Dimas Sanjaya/detikcomDari pintu rimba menuju Pos 1, pendaki masih melewati kebun-kebun produktif masyarakat dengan trek landai. Beberapa kali pendaki harus melangkahi pohon-pohon mineral yang terbaring di tengah normal biasanya menempuh waktu 20 menit untuk menuju Pos 1 yang diberi nama Bangku Pos 1 Bangku Panjang ini, ketinggian sudah berada di 1889 mdpl. Pendaki bisa beristirahat selama beberapa menit sebelum melanjutkan ke Pos 1 direkomendasikan untuk mendirikan tenda atau camp di Pos 1 Bangku Panjang. Hal ini dikarenakan tempat tersebut masih menjadi perlintasan harimau 1 Bangku Panjang-Pos 2 Batu LumutSetelah beristirahat sejenak, pendakian dilanjutkan menuju Pos 2. Perjalanan ke Pos 2 mulai sedikit menanjak dan sesekali masih ditemui trek yang 2 ini diberi nama Batu Lumut dengan ketinggian 2010 mdpl. Perjalanan normal bisa menempuh waktu 30 hingga 40 menit. Di sana, terdapat sumber mata air yang bisa langsung diminum atau menjadi bahan untuk memasak saat 2 Batu Lumut-Pos 3 Pondok PanoramaPendakian dilanjutkan menuju Pos 3 Pondok Panorama. Jalur yang dilalui sudah mulai menanjak dengan memijak akar-akar pohon. Jika dalam perjalanan bertemu hujan, maka track akan sangat becek dan licin. Pendaki harus benar-benar memperhatikan jalan dan menguatkan menuju Pos 3 diperkirakan 30 sampai 40 menit. Ketinggian Pos 3 ini sudah berada di 2225 mdpl. Di sana terdapat sebuah pondok yang bisa menampung kurang lebih 20 orang untuk berteduh dan makan. Di sana juga masih banyak tupai-tupai yang cukup jinak jika Shelter 1Lokasi camp Shelter 1, memiliki ruang terbuka yang cukup luas bisa menapung puluhan tenda para pendaki. Foto Dimas Sanjaya/detikcomSetelah istirahat dan makan untuk menambah energi di Pos 3, perjalanan dilanjutkan menuju Shelter 1. Seterusnya pemberhentian dinamakan shelter karena merupakan tempat nge-camp para menuju Shelter 1 membutuhkan waktu 1 jam hingga 1 jam 30 menit. Trek pendakian sudah mulai curam, hampir sedikit untuk trek landainya. Selain itu, beberapa kali pendaki harus memanjat di antara tebing dan dan akar menuju Shelter 1 ini, bisa sangat licin dan becek jika turun hujan, sehingga para harus menguatkan pijakan. Sampai di Shelter 1 ketinggian sudah mencapai 2505 camping di Shelter 1 ini cukup luas bisa menampung kurang lebih 30 tenda. Di sana, ada sumber mata air yang jernih bisa langsung dikonsumsi bagi para pendaki."Kalau di sini namanya Shelter 1 dan seterusnya, dinamakan Shelter sebagai tempat nge-camp. Kalau masih di Pos 1-3 itu tidak direkomendasikan untuk camp hanya istirahat saja. Di sana masih sering lalu lalang 'Datuk'," kata Irfan Ramadani, pendaki Gunung Kerinci yang juga merupakan anggota Basarnas berangkat dari Pintu Rimba pukul WIB diperkirakan pendaki akan sampai pada pukul WIB. Bagi pendaki pemula, perjalanan cukup sampai Shelter 1 lalu berlanjut menuju Shelter 3 sebelum summit ke Shelter 2Trek perjalanan menuju Shelter 2, jalur menanjak, tanah, dan melewati dinding-dindang tanah. Foto Dimas Sanjaya/detikcomHari kedua pendakian, perjalanan dilanjutkan menuju Shelter 2. Setelah sarapan pagi dan olahraga kecil, pendaki dapat melanjutkan perjalanan mulai pukul WIB menuju Shelter 2 ini menjadi trek yang cukup panjang dari perjalanan sebelumnya."Ke Shelter 2 ini trek yang panjang, nanti ada 2 tempat istirahat yakni Shelter 2 bayangan dan Shelter 2," kata menuju Shelter 2 ini banyak mengikuti jalur air, lorong dinding tanah yang sempit, hingga trek yang terjal. Di samping treknya yang cukup sulit, pendaki akan disuguhkan dengan keasrian dan kesegaran vegetasi hutan mineral yang masih terawat dengan beberapa trek yang menanjak dan terjal, ada trek landai yang bisa dimanfaatkan pendaki untuk istirahat sambil menikmati vegetasi hutan. Keasrian ini ditambah dengan kicauan burung dan kelompok kera yang akan menyambut pendaki di ke Shelter 2 ini kurang lebih 2 sampai 3 jam. Usahakan untuk istirahat dan makan siang di Shelter 2 bayangan sebelum menuju Shelter 2. Hal ini dikarenakan perjalanan Shelter 2 akan terus menanjak tanpa ada trek selesai istirahat di Shelter bayangan ini, perjalanan baru dilanjutkan menuju Shelter 2 yang ketinggiannya sudah berada di 3100 Shelter 3Sampai di Shelter 2, pendaki bisa istirahat sejenak untuk melanjutkan ke Shelter 3. Perjalanan Shelter 3 ini hampir tidak ditemukan lagi bonus trek landai. Pendaki akan melewati jalur yang dikenal dengan 'Lorong Tikus'. Medan yang menanjak curam serta dipenuhi akar-akar pohon memerlukan kerja sama tim serta tenaga ekstra untuk itu, pendaki juga harus pandai-pandai memilih jalur. Bahkan tak jarang pendaki harus merayap untuk melewati jalur ini."Disebut Lorong Tikus karena lokasi kecil seperti jalan tikus. Treknya akar-akar pohon yang menutupi jalur seperti terowongan," ujar hanya kekuatan kaki, perjalanan di sini harus mengandalkan kekuatan tangan. Sebab, selain menanjak, pendaki juga harus memanjat dan merangkak. Beberapa tebing, sudah diberi tali webbing untuk bantuan para pendaki melewati jalur dari Shelter 2 ke Shelter 3 ini terbilang cukup pendek, hanya saja jalur yang harus dilewati cukup ekstrem dengan panjat-memanjatnya. Waktu tempuh perjalanan ini mencapai 1 jam hingga 1 jam 30 sampai di Shelter 3, pendaki dapat mendirikan tenda. Di Shelter 3 ini, sudah tidak ada lagi hutan vegetasi. Perbatasan hutan vegetasi ini terjadi saat melewati lorong tikus. Lokasi ini juga rawan badai jika hujan dari itu, pendaki disarankan untuk mencari lokasi yang agak tertutup tebing dan pohon-pohon cantigi. Ketinggian Shelter 3 ini sudah berada di 3350 mdpl. Jika cuaca cerah, dari Shelter 3 ini pendaki bisa melihat indahnya kota Sungai Penuh, Jambi dan beberapa bukit yang Puncak IndrapuraPerjalanan pendakian Summit ke Puncak Gunung Kerinci. Foto Dimas Sanjaya/detikcomHari ketiga dilanjutkan dengan Summit menuju puncak Gunung Kerinci. Perjalanan dimulai pada pukul WIB. Kemiringan jalur ini bertambah. Tak ada lagi pohon vegetasi, hanya batu-batuan dan pohon pendakian berupa medan batu cadas yang cukup menantang. Batuan dan kerikil pun akan banyak dijumpai di jalur ini, sangat berbeda saat pendakian pos 1 hingga ke shelter sampai di puncak, pendaki benar-benar harus memperhatikan arah jalan, karena kiri dan kanan jalur adalah jurang. Hampir tak ada pembatas antara jalur dan Indrapura yang menjadi julukan dari puncak Kerinci pun tak jauh lagi. Tercium bau belerang yang dikeluarkan kawah sebesar meter persegi dengan kedalaman mencapai 600 puncak, akan tersaji berbagai pemandangan menawan yang seakan menjadi penawar rasa lelah. Danau Gunung Tujuh, Danau Belibis, deretan perbukitan, serta Samudra Hindia bisa dinikmati saat puncak tak 1 jam perjalanan, pendaki akan sampai di Tugu Yudha. Di sana ada hamparan luas yang juga terdapat beberapa tugu Tugu Yudha diambil untuk mengenang seorang pendaki muda yang hilang di tengah perjalanan. Di hamparan yang cukup luas, beberapa tahun terakhir menjadi spot turun atlet menuju puncak dilanjutkan dengan kemiringan mencapai 60 derajat setelah melewati Tugu Yudha. Butuh waktu 30 menit dari Tugu Yudha untuk sampa di Puncak Kerinci yang dinamakan Puncak Indrapura dengan ketinggian 3805 di Puncak Indrapura, Gunung Kerinci. Foto IstimewaDi puncak Gunung Kerinci, pendaki akan disuguhkan pemandangan yang memanjakan mata, barisan-barisan bukti yang mengelilingi Kota Sungai Penuh, dan Kabupaten Kerinci, Jambi, hingga Kabupaten Solok Selatan, Sumatera juga dapat menyaksikan pemadangan penawar rasa lelah, seperti kawah Gunung Kerinci, Danau Kerinci, dan Danau Gunung Tujuh, bahkan juga laut pesisir Provinsi Bengkulu. Simak Video "Menapaki Gunung Kerinci Si Atap Sumatra" [GambasVideo 20detik] des/des
Jakarta - Gunung Jaya Wijaya adalah salah satu bentang alam dengan puncak tertinggi di Indonesia. Terletak di Taman Nasional Lorentz, gunung ini terletak di provinsi Papua, Indonesia hingga Papua ketinggian, Gunung Jaya Wijaya juga terkenal dengan fenomena salju. Buat Detikers yang penasaran, ini penjelasannyaPendakian Gunung Jaya WijayaGunung Jaya Wijaya selalu memancing rasa penasaran para pecinta alam, peneliti, hingga pendaki profesional. Tak heran jika informasi seputar jalur pendakian gunung Jaya Wijaya selalu dicari. Bagi yang berminat mendaki hingga ke puncak, berikut jalur pendakian menuju atap tertinggi Indonesia dikutip dari situs Satpol PP Provinsi PapuaPendaki bisa menempuh perjalanan udara menggunakan pesawat twine otter berbaling-baling dengan rute bisa melanjutkan dengan menggunakan ojek dan trekking dari Sugapa menuju dengan trekking selama 8 jam dari Suanggama menuju Jambu Singa Camp pada ketinggian trekking dari Jambu Singa Camp ke Ndasinga Camp mdpl dengan durasi 9 Ndasinga Camp menuju Ebay Camp mdpl pendaki bisa trekking selama 7 trekking kembali selama 7 jam dari Ebay Camp menuju Nasi Dome Camp mdpl.Lanjut menuju New Zealand Camp-Basecamp Danau Danau mdpl.Dari Basecamp Danau Danau, pendaki hanya tinggal melakukan pendakian menuju Puncak Carstensz yang Gunung Jaya WijayaGunung Jaya Wijaya sebetulnya memiliki beberapa puncak dengan ketinggian berbeda. Puncak Carstensz tercatat memiliki ketinggian maksimal meter di atas permukaan laut mdpl.Puncak gunung Jaya Wijaya terdiri dariCarstensz Pyramid atau Puncak Carstensz yang selalu diselimuti Jaya, dengan ketinggian Mandala, dengan ketinggian Trikora, dengan ketinggian Idenberg, dengan ketinggi Yasmin, dengan ketinggian Carstensz Timur, dengan ketinggian Jaya Wijaya termasuk dalam bagian kawasan Taman Nasional Lorentz TN Lorentz. Areal ini adalah kawasan konservasi dengan ekosistem terlengkap di Indonesia hingga Asia itu, pada tahun 1999 gunung Jaya Wijaya menjadi bagian dari Indonesia Seven Summits. Menyusul status World Seven Summits yang ditetapkan UNESCO sebagai warisan Bisa Ada Salju di Puncak Jaya Wijaya?Tidak semua puncak gunung Jaya Wijaya diselimuti salju terus menerus. Salju hanya ditemukan di Puncak Carstensz dengan iklim dan cuaca yang cocok untuk terbentuk serta turunnya salju abadi di Gunung Jaya Wijaya kemungkinan akan punah seiring laju pemanasan global. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika BMKG memperkirakan es akan menghilang pada ini didukung perhitungan makin mengecilnya kawasan salju abadi. Semula ada 200 kilometer persegi areal yang tertutup es di Gunung Wijaya, namun hanya tersisa 2 kilometer persegi pada abadi yang makin menyusut menandakan suhu bumi semakin panas. Beban berat ditanggung bumi akibat minimnya usaha menjaga keseimbangan alam. Semoga perkiraan ini tidak terjadi di Gunung Jaya Wijaya ya Detikers. Simak Video "Melihat Eksotisme Burung Cendrawasih di Desa Sawinggrai Raja Ampat" [GambasVideo 20detik] row/row
jalur pendakian gunung jaya wijaya