FileSize : 58,55 Mb. Link : Download PDF. Judul : Kitab Al Hikam Bahasa Terjamahan Bahasa Inggris. Penulis : Ibnu Atha'illah as-Sakandari. Sinopsis : Kitab Ilmu Tassawuf. Type File : Ebook. File Size : 5,2 Mb. Link : Download Ebook. Kemudian untuk teman teman yang ingin memiliki kitab syarah (kitab penjelasan) dari kitab utama al-Hikam Karya
Vay Tiแปn Nhanh Ggads. Jarzab Name MeaningHistorically, surnames evolved as a way to sort people into groups - by occupation, place of origin, clan affiliation, patronage, parentage, adoption, and even physical characteristics like red hair. Many of the modern surnames in the dictionary can be traced back to Britain and Ireland. Similar surnames Marzan, Jara, Jerzak, Jarka, Garza, Jarman, Jakab, Lazar, Jacob, Bara
Jadhb berarti daya tarik. Si majdhoub ialah penjelmaan daya tarik Ilahiah. Istilah ini umum dipakai di tariqat Darqawi dan seringkali digunakan dengan terlalu mudah. Si faqir harus takut kepada kekuatan Allah dan daya tarik-Nya. Seseorang itu tertarik kepadanya, namun dicegah karena khawatirnya Rasulullah atas kesintingan. Padahal sebenarnya akal-lah sarana yang diperlukan untuk makrifat. Oleh karena itu, Wali dari Bahlil mengingatkan bahwa adab kepada si majdhoub sampaikan, โAs-salamualaikum โ lalu tinggalkan dia!โ Seseorang yang berkumpul dengan si majdhoub akan menjadi majdhoub atau pelayan si majdhoub, karena begitu besarnya kekuatan mereka. Adapun akal mereka tidak berada pada tempatnya, karena tentunya ada di mana-mana. Namun, pertemuan singkat dengan para majdhoub besar sangat bermanfaat dan akan mendorong si pencari menuju tujuannya. Ada majdhoub yang salik/majdhoub, menaati syariโat dan memelihara batas-batas sambil menyelam ke kedalaman lautan Ilahi, tetapi mereka ini sangat jarang. Berhati-hatilah terhadap cerita-cerita tentang majdhoub, seraya tidak berkeinginan kepada jadhb dengan ilmu. Jalan Junaydi kita adalah sadar lahiriah dan mabuk batiniah. Shaykh al-Fayturi berkata kepada kami, โAdakah jadhb yang lebih besar daripada pergi melintasi dunia untuk berkhalwa di bawahku. Karena jadhb-mu membawamu kepada makrifat, penyaksian dan wilayat. Itulah jadhb yang harus dimiliki. Gairah berkobar kepada si penuang anggur.โ Shaykh Ibn al-Habib berkata, โBanyak yang disebut-sebut sebagai majdhoub, namun majdhoub yang asli ialah dia yang shalat dzuhur di Masjid Agung di Meknes, shalat ashar di Makkah depan Kaโbah, dan kembali berada di Meknes untuk shalat maghrib!โ Sumber 100 Langkah
loading... Berdasarkan referensi di atas, orang yang mengamalkan laku suluk masih berada di bawah orang yang sudah sampai pada fase jadzab. Jadzab sendiri oleh para ulama didefinisikan dengan pengertian berikutุงูุฌุฐุจุฉ ูู ุงูุชุฌูู ุงูุฅูููุ ููููุง ูุญุตู ุงูุชุญููู ุจุงูุฃุณู
ุงุก ุงูุฅูููุฉุ ูุงูุงุณุชุดุนุงุฑ ุจุงูุงุณู
ุงูุตู
ุฏ"Jadzab adalah tampaknya sifat-sifat ilahi. Ketika dalam kondisi jadzab, akan betul-betul tampak secara nyata sifat-sifat Allah dan seseorang mampu merasakannya." Syekh Mahmud Abdur Rauf al-Qasim, al-Kasyf an Haqiqah as-Shufiyyah, juz 1, hal. 244.Orang yang dalam kondisi jadzab seringkali melakukan perbuatan di luar nalar manusia biasa. Sebab, apa yang dilakukan oleh mereka dalam keadaan jadzab sudah di luar kapasitasnya sebagai demikian, patut dibedakan antara orang yang melakukan hal-hal aneh khรขriq al-รขdah karena memang betul-betul jadzab dengan orang yang hanya pura-pura jadzab. Untuk menandai perbedaan dua orang ini cukup sederhana, yakni dengan cara melihat tingkah laku orang tersebut setelah kondisi terjaga. Jika saat kondisi normal, ia senantiasa berzikir dan beribadah serta menjauhi hal-hal duniawi yang bersifat profan, maka bisa dipastikan keanehan yang ia lakukan adalah berangkat dari maqam jika seseorang setelah dalam kondisi normal justru lebih mendekatkan diri pada hal-hal yang bersifat duniawi dan senang mendekat dengan orang-orang yang memiliki ambisi duniawi, maka bisa dipastikan keanehan yang ia lakukan bukanlah bermula dari keadaan jadzab. Tapi hanya sebatas tipu daya yang dilakukannya untuk menarik perhatian orang lain. Perbedaan dua karakteristik ini seperti yang digambarkan dalam pembahasan menari saat berzikir yang dijelaskan dalam kitab Zad al-Muslim fi ma Ittafaqa alaihi al-Bukhari wa Muslimูุงุนูู
ุฃู ุงูุฑูุต ูู ุญุงู ุงูุฐูุฑ ููุณ ู
ู ุงูุดุฑุน ููุง ู
ู ุงูู
ุฑูุกุฉ ููู
ูุนุฐุฑ ููู ุงููุง ุงููุฑุฏ ุงููุงุฏุฑ ู
ู ุฃูู ุงูุฃุญูุงู ูุงูุฌุฐุจ ููู ุนูุฏ ุงูููู
ุนูุงู
ุฉ ูู
ูุฒูู ุจูุง ุจูู ู
ุง ูุงู ู
ูู ุนู ุฌุฐุจ ุญูููู ูุจูู ู
ุง ูุงู ุนู ุชูุงุนุจ ูุชูุจูุณ ุนูู ุงููุงุณ ููุฏ ูุงููุง ุฅูู ุงูู
ุฌุฐูุจ ุฅุฐุง ูุงู ุจุนุฏ ุงูุตุญู ููุฌุฏ ู
ุนุฑุถุง ุนู ุงูุฏููุง ูุฃูููุง ู
ูุจูุง ุนูู ุฐูุฑ ุงููู ูุนุจุงุฏุชู ููุฐุง ุฌุฐุจู ุญูููู ููุนุฐุฑ ูู ุฑูุตู ูุฅุฐุง ูุงู ุจุนุฏ ุงูุตุญู ู
ู ุชุฌุงุฐุจู ูุฑูุตู ููุฌุฏ ู
ูุจูุง ุนูู ุงูุฏููุง ู
ุชุฃูุณุง ุจุฃูููุง ูุง ูุฑู ุจููู ูุจูููู
ูู ุงูุฃุญูุงู ูุงูููู ููู ู
ุชูุงุนุจ ูุงุฐุจ ูู ุฏุนูู ุฌุฐุจู ุตุงุญุจ ุฑูุต ููุนุจ ููู ู
ู
ู ุงุชูุฎุฐ ุฏููู ูุฒูุง ููุนุจุง"Ketahuilah bahwa menari pada saat berdzikir bukan bagian dari ajaran syariat dan bukan bagian dari budi pekerti yang baik. Tindakan tersebut tidak dapat dijadikan alasan untuk dibenarkan oleh siapa pun kecuali bagi orang khusus dari kalangan orang jadzab. Menurut sebagian kalangan ulama sufi jadzab memiliki tanda-tanda tertentu yang membedakan antara tindakan jadzab yang hakiki dan tindakan yang berangkat dari main-main dan tipu daya di hadapan berkata bahwa orang yang jadzab ketika setelah sadar ia berpaling dari dunia dan menghadap untuk berdzikir pada Allah dan beribadah kepada-Nya. Maka sikap jadzabnya adalah sikap jadzab yang sungguhan, tindakannya menari saat berdzikir dianggap udzur. Sedangkan ketika setelah sadar dari jadzab dan selesai menari saat zikir, seseorang lantas menghadap pada dunia dan merasa senang berjumpa dengan orang yang tergiur dengan tidak ada perbedaan antara dirinya dan orang yang tergiur dengan dunia dalam perbuatan dan sikap main-mainnya, maka ia adalah orang yang main-main dan bohong atas klaim kejadzabannya saat menari dan bersenda gurau, ia adalah bagian dari orang yang menjadikan agamanya sebagai permainan dan senda gurau." Syekh Muhammad Habibullah bin Abdullah as-Syinqithi, Zad al-Muslim fi ma Ittafaqa alaihi al-Bukhari wa Muslim, juz 3, hal. 155Dengan demikian disimpulkan bahwa jadzab adalah sebuah keadaan saat seseorang sudah lepas dalam kapasitasnya sebagai manusia karena tampak secara jelas padanya sifat-sifat Allah tajalli. Segala keanehan perbuatan yang dilakukan dalam kondisi jadzab bermula dari petunjuk Allah. Orang yang sudah sampai pada maqam jadzab ini biasa dikenal dengan sebutan Majdzub. Sedangkan masyarakat mengenal orang yang sudah sampai pada maqam ini dengan sebutan wali jadzab atau Wali Majdzub. Dan orang yang dijadikan wali Madjzub ini hanya sebatas untuk dirinya sendiri dan tidak untuk dijadikan sebagai guru, berbeda dengan wali sufi yang memang ditugaskan sebagai Murabbi Mursyid membimbing para dengan Wali Malamatiyyah?Sedangkan kewalian Malamatiyyah merupakan orang-orang yang senang menyembunyikan identitas kewaliannya. Mereka tidak senang jika ada orang yang mengetahui maqam dan rahasia kewaliannya. Dalam penampilannya mereka senang menyamar seperti orang yang hina dan merasakan kedekatan dengan Allah dengan kondisi seperti itu. Dan mereka berpenampilan seperti orang kurang sehat, seperti wali Madjub akan tetapi mereka bukanlah tergolong wali Djazab.
Jadzab dalam kamus bahasa Arab Jadzaba-Yajdzibu-Jadzban yang berarti menarik, sedang obyek atau Mafโul Majdzub orang gila yang dengan orang gila yang dalam kamus bahasa Arab Janna-Yajunnu-Jannan artinya menutup, sedang Junna- Junuunan artinya gila, hilang akal, dan obyek atau mafโul Majnuun artinya orang Jadzab ditulis oleh Imam Ahmad bin Muhammad bin Abdul Karim bin Athoillah Assakandari 658 H/1259 M โ709 H/1309 M dalam kitab Al-Hikam 5 Dalam terjemah Al Hikam juga menyebutkan bahwa orang yang dapat diberi kedekatan kepada ALLAH itu ada dua macamSalik dan Majdzub. Salik yaitu perjalanan usaha memperoleh dapat dekat kepada ALLAH mencapai maโrifatullah, dengan cara meningkatkan dan mengembangkan iman dengan menghilangkan akhlaq tercela menggantinya dengan akhlak yang terpuji, seperti halnya akhlak imaniyah ataupun ijtimaiyyah kemasyarakatan.Majdzub yaitu orang yang ditarik ke hadirat ALLAH; dengan kehendak ALLAH, tanpa melewati urutan suluk dalam thariqat. Jika salik dapat menguasai akal sedang majdzub tidak bisa menguasai akal sebab tertutup oleh Nur Ilahiyyah, maka terkadang majdzub sering meninggalkan kewajiban agama, dan menurut syarโi tidak berdosa sebab seperti orang gila. Sedang majnun hilang akal / gila sebab tertutup oleh Nur Syayatiin. Secara syarโi orang Jadzab dan Majnun mungkin memiliki persamaan yaitu hilang akal dan dikatakan sebagai orang gila, dihukumi sama dalam arti tidak berkewajiban menjalankan syariat sebagaimana mestinya sebab hilang akalnya Udzur.Jika ALLAH menghendaki untuk menyempurnakan majdzub maka akan diberi kesadaran akal. Jika salik berawal memahami Afโal ALLAH-Asma-asma ALLAH-Sifat-sifat ALLAH Hayat, Ilmu, Irodat, Qudrat, Samaโ, Basor, dan Kalam- kemudian mengerti Dzat ALLAH, jadi salik naik secara langsung menyaksikan kesempuraan Dzat ALLAH menuju Sifat-sifat ALLAH-menuju kejadian makhluk dengan asma-asma ALLAH, menuju perubahan semua makhluk. Contoh Tokoh Tasawuf Falsafi Yang mengalami Jadzab / ekstaseAbu Yazid Thaifur bin Isa Al-Bustami lahir 188 H Abul Mughits Al-Husain bin Mansur Al-Hallaj lahir di Baiha Persia, Abu Bakar Muhammad Muhyidin bin Arabi Hatimi Al-Thai, lahir di Mursieh, Spanyol bagian selatan 570 H /1165 M, Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh sufi yang pernah mengalami JADZAB. Gus Dur dan Gus Miek termasuk diantaranya yang pernah mengalami JADZAB. Semua ajaran baik yang bersifat dhohir ataupun batin tidak akan memberi kemanfaatan jika tidak ditujukan untuk mengharap kedekatan kepada ALLAH, dan semua usaha akan sia-sia jika tidak diiringi dengan kebersihan jiwa, dengan kebersihan jiwa manusia dapat bersatu dengan Tuhan-Nya tempat kembali karena kita berasal dari โ NYA dan akan kembali kepadaNYA. Penghulu para sufi Syaikh Muhyidin Abu Muhammad Shultonil Auliya Sayyidi Syaikh Abdul Qadir Al-Jaelani bin Abi Sholih Musa Janka Dausat, lahir 471 H / 1077 M wafat 561 H / 1166 M 11, mengatakan โTidak akan diperkenankan duduk berdampingan dengan disisi ALLAH Taโala kecuali orang yang sudah membersihkan diri dari berbagai macam kotoran Suci Jiwanyaโ. Semoga kita semua dikehendaki oleh ALLAH menjadi orang yang dekat, bahkan lebih dekat dari kita sendiri, dan dituntun oleh Qudrat dan Irodat ALLAH dengan Ilmu-NYA menuju Maโrifat Uluhiyyah, hingga tersinari oleh cahaya Rabbaniyyah, dan melebur dalam Sifat Hayat-NYA. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada manusia sempurna kekasih ALLAH, NABI MUHAMMAD SAW bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay bin KILAB bin Murroh bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nudlor bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin ilyas bin Mudlor bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan bin Add bin Humaisi bin Salaman bin Aws bin Buz bin Qamwal bin Obai bin Awwam bin Nashid bin Haza bin Bildas bin Yadlaf bin Tabikh bin Jahim bin Nahish bin Makhi bin Ayd bin Abqar bin Ubayd bin Ad-Daa bin Hamdan bin Sanbir bin Yathrabi bin Yahzin bin Yalhan bin Arami bin Ayd bin Deshan bin Aisar bin Afnad bin Aiham bin Muksar bin Nahith bin Zarih bin Sami bin Wazzi bin Awda bin Aram bin Qaidar bin Nabi ISMAIL AS bin Nabi IBRAHIM AS, beserta keluarga dan sahabatnya, yang menarik kita dibawah benderanya. Dia menyendiri dengan Dzat yang maha sepiDia menyatu dengan dzat yang maha satuDia menyendiri dengan dzat yang maha sendiriDia menepi dengan dzat yang maha sunyiDia merindukan sang cintaDemikianlah...Ku lihat dia bertapa atas duniaDunia pun muak melihatnyaMaka, dia meninggalkan dirinya sendiriDari orang-orang menyendiri Sesekali dia terbang meninggi menyendiriDan menanggung segala resiko seorang diriDia pun mengepakkan sayapnya untuk berpasrah diriTerpisah dari nafsu dan perasaan hatiHingga dia mentalak dirinya sendiriKarena dia bukanlah muhrim bagi duniaHingga dia pun haram untuk menyentuhnyaBaginya... semua yang tersaji di duniaHanyalah bangkai-bangkai yang terserak di comberan Yang lain menganggapnya telah kufurSebenarnya dia tenggelam dalam syukurYang lain menduga tersungkurSebenarnya dia terapung di laut tafakkurYang lain mengira kafirSebenarnya dia larut dalam sunyatnya dzikirYang lain menduga murtadSebenarnya dia mencuat dalam hakekatYang lain mengira bejatSebenarnya ia sedang munajatYang lain mengira tersesatSebenarnya dia khalwatYang lain mengira hatinya goyahSebenarnya dia sedang uzlahYang lain menduga zinaSebenarnya dia fanaYang lain mengira gilaSebenarnya dia berenang dalam laut khouf rojaYang lain berprasangka hatinya redup tertutup kabutHakekatnya dia qutubDia khumul yang mengalami hulul sehingga menjadi wusulMereka semua mengatakan dia terhijabPadahal dia sedang tengelam dalam jadzabDia pun berbisik; aku tak peduli... Sang wali tak akan pernah siuman sampai Isrofil berteriakOrang yang sholih dekat kepada Allah ada 2 macamOrang yang ditugaskan untuk khidmah kepada Allah agama Allah bukan untuk Allah sendiri. Oleh karena itu orang ini harus tahu perintah-perintah dan larangan-larangan lalu menjelaskannya kepada masyarakat. amar ma'ruf nahi munkar Orang yang dikhususkan oleh Allah untuk mahabbah kepada-Nya. Dia tidak ingat apa-apa kecuali Allah ู
ุฌููู ูู ุงููู. Dia tidak tahu apa itu baik dan jelek jadi dia tidak bisa amar ma'ruf nahi munkar. Orang yang seperti ini terkadang masih mengikuti syari'at tapi tidak bisa mengurusi syari'at tersebut dan juga terkadang ada yang jadzab baik penuh maupun sebagian. Terkadang dia jadzab dan terkadang ingat. Ini semua karena ada tajalli dari Allah Allah tampak pada diri mereka. "Ada orang-orang yang Allah jadikan berkhidmat kepada-Nya dan ada orang-orang yang Allah pilih untuk mencintai-Nya. Kepada masing-masing golongan itu, kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidaklah terbatas" Surat Al-Isra' 20 Semua orang yang beriman pasti memiliki mahabbah. Baik sedikit maupun banyak mereka pasti memiliki mahabbah. Dalam Al-Qur'an telah disebutkan ููู
ููู ุงููููุงุณู ู
ููู ููุชููุฎูุฐู ู
ููู ุฏูููู ุงูููููู ุฃูููุฏูุงุฏูุง ููุญูุจูููููููู
ู ููุญูุจูู ุงูููููู ููุงูููุฐูููู ุขูู
ููููุง ุฃูุดูุฏูู ุญูุจููุง ููููููู ูููููู ููุฑูู ุงูููุฐูููู ุธูููู
ููุง ุฅูุฐู ููุฑููููู ุงููุนูุฐูุงุจู ุฃูููู ุงูููููููุฉู ููููููู ุฌูู
ููุนูุง ููุฃูููู ุงูููููู ุดูุฏููุฏู ุงููุนูุฐูุงุจู QS. Al Baqarah 165 "Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu*[1] mengetahui ketika mereka melihat siksa pada hari kiamat, bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya niscaya mereka menyesal. QS. Al-Baqarah 165*[1] yang dimaksud dengan orang yang zalim di sini ialah orang-orang yang menyembah selain Allah. Akan tetapi yang paling banyak, mahabbah mereka wujud untuk khidmah kepada agama Allah berdakwah, mengajar, dll. Ini juga tak lain karena adanya tajalli dari Allah. Oleh karena itu mahabbah ini tidak akan tertuju kepada selain Allah. Tajalli di sini adalah sebagaimana dalam Al-Qur'an ููููู
ููุง ุฌูุงุกู ู
ููุณูู ููู
ููููุงุชูููุง ูููููููู
ููู ุฑูุจูููู ููุงูู ุฑูุจูู ุฃูุฑูููู ุฃูููุธูุฑู ุฅููููููู ููุงูู ูููู ุชูุฑูุงููู ูููููููู ุงููุธูุฑู ุฅูููู ุงููุฌูุจููู ููุฅููู ุงุณูุชูููุฑูู ู
ูููุงูููู ููุณููููู ุชูุฑูุงููู ููููู
ููุง ุชูุฌููููู ุฑูุจูููู ููููุฌูุจููู ุฌูุนููููู ุฏููููุง ููุฎูุฑูู ู
ููุณูู ุตูุนูููุง ููููู
ููุง ุฃูููุงูู ููุงูู ุณูุจูุญูุงูููู ุชูุจูุชู ุฅููููููู ููุฃูููุง ุฃูููููู ุงููู
ูุคูู
ูููููู QS. Al Aโraf 143 "Dan tatkala Musa datang untuk munajat dengan kami pada waktu yang Telah kami tentukan dan Tuhan Telah berfirman langsung kepadanya, berkatalah Musa "Ya Tuhanku, nampakkanlah diri Engkau kepadaku agar Aku dapat melihat kepada Engkau". Tuhan berfirman "Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi Lihatlah ke bukit itu, Maka jika ia tetap di tempatnya sebagai sediakala niscaya kamu dapat melihat-Ku". Tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu*[2], dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata "Maha Suci Engkau, Aku bertaubat kepada Engkau dan Aku orang yang pertama-tama beriman". QS. Al-A'raf 143*[2] para Mufassirin ada yang mengartikan yang nampak oleh gunung itu ialah kebesaran dan kekuasaan Allah, dan ada pula yang menafsirkan bahwa yang nampak itu hanyalah cahaya Allah. Bagaimanapun juga nampaknya Tuhan itu bukanlah nampak makhluk, hanyalah nampak yang sesuai sifat-sifat Tuhan yang tidak dapat diukur dengan ukuran manusia. Jadi hati yang lemah seperti ini kalau ada tajalli maka akan jatuh pingsan. Kita memiliki dan diberi mahabbah sangat sedikit tapi kalau sudah sampai pada derajat wahdatis Syuhud maka semua akan dilupakan sehingga terkadang dia melupakan syari'at. Dia akan seperti orang yang gila bahkan memang benar-benar gila sehingga dia tidak kewajiban shalat dan ibadah lain. Dia tidak sadar dengan apa yang dilakukan. Lalu apa tugas mereka sebagai wali Allah swt dan apa faedahnya? Memang mereka tidak ditugaskan untuk amar ma'ruf oleh Allah tapi mereka memiliki tugas yang tidak bisa dilihat mata namun atsarnya akan kelihatan. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits ุญูุฏููุซูููุง ุฃูุจูู ุงููู
ูุบููุฑูุฉู ุญูุฏููุซูููุง ุตูููููุงูู ุญูุฏููุซูููู ุดูุฑูููุญู ููุนูููู ุงุจููู ุนูุจูููุฏู ููุงููุฐูููุฑู ุฃููููู ุงูุดููุงู
ู ุนูููุฏู ุนูููููู ุจููู ุฃูุจูู ุทูุงููุจู ุฑูุถููู ุงูููููู ุนููููู ูููููู ุจูุงููุนูุฑูุงูู ููููุงูููุง ุงููุนูููููู
ู ููุง ุฃูู
ููุฑู ุงููู
ูุคูู
ูููููู ููุงูู ููุง ุฅููููู ุณูู
ูุนูุชู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู
ู ููููููู ุงููุฃูุจูุฏูุงูู ูููููููููู ุจูุงูุดููุงู
ู ููููู
ู ุฃูุฑูุจูุนูููู ุฑูุฌูููุง ูููููู
ูุง ู
ูุงุชู ุฑูุฌููู ุฃูุจูุฏููู ุงูููููู ู
ูููุงูููู ุฑูุฌูููุง ููุณูููู ุจูููู
ู ุงููุบูููุซู ููููููุชูุตูุฑู ุจูููู
ู ุนูููู ุงููุฃูุนูุฏูุงุกู ููููุตูุฑููู ุนููู ุฃููููู ุงูุดููุงู
ู ุจูููู
ู ุงููุนูุฐูุงุจูArtinya "Suatu ketika Ahli syam disebut-disebut di hadapan Sayyidina Ali ketika beliau di Irak lalu penduduk Irak berkata laknatlah mereka wahai amirul mukminin. Sayyidina Ali menjawab tidak, saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda wali abdal itu berada di syam, mereka ada 40 orang, ketika satu orang meninggal maka Allah mengganti tempatnya dengan orang lain. Karena merekalah penduduk syam diberi hujan, karena mereka penduduk syam ditolong dari musuh dan karena mereka penduduk syam dihindarkan dari siksa" ุญูุฏููุซูููุง ุฃูุจูู ุฒูุฑูุนูุฉู ุนูุจูุฏู ุงูุฑููุญูู
ููู ุจู ุนูู
ูุฑูู ุงูุฏููู
ูุดููููููุ ุญูุฏููุซูููุง ู
ูุญูู
ููุฏู ุจู ุงููู
ูุจูุงุฑููู ุงูุตูููุฑููููุ ุญูุฏููุซูููุง ุนูู
ูุฑูู ุจู ููุงููุฏูุ ุนููู ููุฒููุฏู ุจู ุฃูุจูู ู
ูุงููููุ ุนููู ุดูููุฑู ุจู ุญูููุดูุจูุ ููุงูู ููู
ููุง ููุชูุญูุชู ู
ูุตูุฑูุ ุณูุจูููุง ุฃููููู ุงูุดููุงู
ูุ ููุฃูุฎูุฑูุฌู ุนููููู ุจู ู
ูุงูููู ุฑูุฃูุณููู ู
ููู ุชูุฑูุณูุ ุซูู
ูู ููุงูู ููุง ุฃููููู ู
ูุตูุฑู , ุฃูููุง ุนููููู ุจู ู
ูุงููููุ ูุง ุชูุณูุจูููุง ุฃููููู ุงูุดููุงู
ู ููุฅููููู ุณูู
ูุนูุชู ุฑูุณูููู ุงูููููู ุตููููู ุงูููููู ุนููููููู ููุณููููู
ูุ ููููููู"ูููููู
ู ุงูุฃูุจูุฏูุงููุ ููุจูููู
ู ุชูููุตูุฑููููุ ููุจูููู
ู ุชูุฑูุฒูููููู".Artinya "Ketika negara Mesir dikuasai Islam, penduduknya mencaci maki ahli syam, lalu Auf bin Malik mengeluarkan kepalanya dari perisainya dan berkata wahai penduduk Mesir saya adalah Auf bin Malik, janganlah kalian mencaci maki ahli syam karena saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda dalam ahli syam ada wali abdal. Karena merekalah ahli syam ditolong dan karena merekalah ahli syam diberi rizki" Dalam Hadits lainArtinya "Nabi Muhammad saw pernah bersabda banyak orang yang amburadul rambutnya, berdebu, dan hanya memiliki dua pakaian yang rusak, namun jika mereka bersumpah dengan nama Allah maka Allah pasti akan meluluskan sumpah tersebut" Jadi tugas mereka tidak kelihatan tapi berkahnya sangat besar bagi manusia. Lalu kenapa Allah menjadikan dua hamba yang berbeda? memang sunatullah dalam menciptakan sesuatu ada yang bervariasi sehingga tidak monoton. Kalau diciptakan seperti kelompok yang pertama maka semua akan amar maโruf tapi tidak ada yang bisa menjadikan bumi tenang dan kalau hanya yang seperti kelompok kedua maka tidak akan ada amar maโruf. Ada orang ziarah pada Syekh Ramdhan. Orang ini seperti orang yang gila namun dia dimuliakan oleh Syekh Ramdhan. Ketika ingin pulang Syekh Ramdhan meminta doa agar Allah memuliakannya sebagaimana orang tersebut. Lalu orang tersebut berkata "Kalau kamu seperti saya nanti siapa yang mengurusi masyarakat". Lalu dengan cerita ini apakah bisa menunjukan bahwa kelompok yang kedua lebih mulia dari pada kelompok yang pertama. Tidak, karena ini semua hanyalah ciptaan dan sunnah Allah. Pada zaman nabi beliau pernah berpesan pada sahabat Umar agar beliau minta doa pada Uwais Al-Qarany. Lalu bagaimana sikap kita menghadapi dua hamba tersebut?. Hikmah Allah memang sangat besar. Seandainya Allah memperlihatkan walinya maka semua yang tidak menjadi wali pasti akan terlihat jelek, oleh karena itu Allah menutupinya. Dari sini kita harus selalu berkhusnudzon, jangan-jangan orang yang kelihatan jelek adalah wali Allah sehingga kita harus memuliakannya. Lebih baik kita tunduk kepada orang walaupun sebenarnya dia tidak mulia daripada kita sombong pada orang yang benar-benar mulia. Semua hamba tersebut baik kelompok pertama maupun kedua dibantu oleh Allah swt sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an ูููููุง ููู
ูุฏูู ููุคูููุงุกู ููููุคูููุงุกู ู
ููู ุนูุทูุงุกู ุฑูุจูููู ููู
ูุง ููุงูู ุนูุทูุงุกู ุฑูุจูููู ู
ูุญูุธููุฑูุง QS. Al Israโ 20Artinya Kepada masing-masing golongan baik golongan ini maupun golongan itu kami berikan bantuan dari kemurahan Tuhanmu. Dan kemurahan Tuhanmu tidak dapat dihalangi. QS. Al-Isra' 20
Ada seseorang yang bertanya, Apa Itu Arti Jadzab? Dan kenapa saya menamakan blog ini dengan Sebelum kita melangkah lebih jauh dengan kisah hikmah islami lainnya di blog ini alangkah lebih baik jika kita mengetahui dulu apa itu sebenarnya arti Jadzab. arti jadzab Apa itu Jadzab? Jadzab adalah suatu istilah dalam dunia tasawuf yang berarti suatu keadaan di luar kesadaran. Kaum sufi mengatakan bahwa jadzab adalah suatu keadaan dimana seseorang benar-benar mampu untuk menyingkap dan melihat dengan nyata sifat sifat Allah SWT dalam alam sadar dan mampu untuk merasakan hal tersebut. Menurut mayoritas kaum sufi, Jadzab di sebabkan oleh rasa keimanan pada Allah yang sangat kuat , sehingga mereka yang "jadzab" akan di berikan sesuatu yang tidak akan bisa di lihat, tidak bisa di dengar, dan tak akan bisa di rasakan oleh manusia lain, selain itu, orang yang mengalami jadzab akan senantiasa berdoa pada Allah dengan tetap khouf takut pada azdab allah dan thoma' keinginan untuk melihat Allah. Tanda Tanda Jadzab Ketika mengalami jadzab, seseorang akan mengalami khudur atau menyatunya jiwa dengan Allah Subhanahu Wata'ala sebagian ulama tasawuf mendifinisikan keadaan seperti ini dengan istilah fanaโ. Selain itu, tanda-tanda jadzab yang lain adalah, bertingkah laku seperti orang gila, namun dia tidaklah gila, karena sebenarnya orang yang sedang jadzab sedang menyatu, dalam penjelasan ulama sufi, dikatakan bahwa Gila yang di alami orang yang sedang jadzab adalah karena mereka sedang asyik larut kedalam kecintaan mereka pada Allah Manurut salah satu ulama tasawuf yang masyhur, Syekh Abdul Aziz bin Muhammad Ad Dibaghi 1095 H - 1132H, beliau mengatakan bahwa sesungguhnya Allah tidak akan mencintai seorang hamba, sebelum orang tersebut diangkat derajatnya sebagai manusia yang maโrifat billah, dan hal inilah yang menyebabkan seseorang mengalami fenomena jadzab. Hukum orang yang sedang Jadzab Ada berbagai pendapat dari ulama tasawuf yang bertentangan dalam hal ini. menurut Ad- Burhami, orang yang sedang jadzab tidak terkena taklif dari syariat, dan dia tidak berkewajiban mengerjakan hal-hal yang di perintahkan oleh Allah atas hambanya, karena saat seseorang mengalami jadzab dia seperti orang gila dan hilang kesadarannya. Namun pendapat diatas di bantah oleh Abu Qosim Al Amidi. dalam kitab Tholai'ul As-sufi, beliau mengatakan bahwa, hal-hal seperti fana', wahdatul wujud termasuk juga jadzab sudah melenceng dari agama islam, sebab hal itu merupakan kepercayaan-kepercayaan dari agama Hindu, Budha, Zoroister. Disamping itu, menurut Aly Awajiy, hal yang di kemukakan oleh ahli sufi bahwa saat di mengalami jadzab tidak tertaklif, hanya sebuah bentuk kemalasan untuk thoat pada perintah agama, dan pendapat ini juga di dukung oleh guru besar kaum sufi, imam syaโroni. beliau mengatakan bahwa para Wali-Wali ahli sufi pun tetap terkena hukum taklif dari syariat. Sedangkan menurut Syekh Muhammad bin Sulaiman Al-Bagdadi, beliau mengatakan bahwa sesungguhnya jadzab tanpa adanya ketaqwaan atau menjalankan perintahNya tak akan ada artinya, begitu juga jika hanya melakukan syariat tampa adanya jadzab, karena tidak akan menghasilkan apapun, kecuali menjadi golongan ulama yang cenderung dzohiriyah atau tekstual. Kenapa Ya, blog ini saya namakan karena di dalamnya akan mengupas mengenai kisah-kisah orang yang sedang terkena fenomena jadzab dan semisalnya. fenomena ini memang sangat unik dan menarik karena dengan membaca kisah kisah mereka akan bisa membuka tabir hikmah dan nur ilahiah yang disebabkan oleh tingkah laku mereka. Sebuah kesimpulan Jadzab, Fana dan Wihdatul wujud dalam istilah Tasawuf mempunyai tujuan yang sama, yaitu bagaimana agar menjadi insan kamil di sisi Allah, sehingga merasa tidak ada apapun kecuali hanya Allah, tidak ada yang tampak kecuali hanya Allah. Begitu memahami kehambaan diri dan menyadari kebesaran allah melalui sifat dan asma-asmanya, hingga seperti mampu melihat tuhan seperti benda yang wujud. Sedangkan Jadzab dalam istilah sufi merupakan sebuah fase di mana manusia oleh tuhan di tarik ke alam yang berbeda untuk di jadikan kekasihnya Arif Billah atau Allah akan memperlihatkan kekuasaannya serta rahasia yang tidak di ketahui manusia lain kepadanya. Tentunya hal seperti ini akan menjadikan dirinya lupa sehingga banyak dari tokoh sufi yang tingkah lakunya seperti orang tidak normal atau gila, namun tidak gila disebabkan masalah kejiwaan, tapi sebab keimanan yang sangat mendalam pada Allah SWT atau bisa juga karena dia telah larut dalam mahabbah pada Allah. Hukum yang berlaku pada orang yang terkena jadzab tetap seperti orang biasa, yaitu dia masih terkena pembebanan dari syariโat agama. Karena apabila seseorang telah menjadi kekasih Allah, sudah pasti orang tersebut tidak akan meninggalkan perintah Allah dan dia sangat takut jika melakukan hal hal yang dilarang oleh kekasihnya. Dan jika ada orang yang jadzab akan tetapi meninggalkan syariโat, hal itu hanyalah jadzab yang tidak ada manfaatnya. semoga artikel ini bermanfaat bagi anda yang sedang gagal paham tentang memaknai arti jadzab.
jadzab menurut al hikam